Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat menguat pada akhir perdagangan Rabu (26/5/2021), karena penurunan stok minyak mentah AS memperkuat ekspektasi peningkatan permintaan menjelang puncak musim mengemudi di musim panas.
Penurunan stok tersebut mengimbangi kekhawatiran bahwa kemungkinan kembalinya pasokan Iran akan menyebabkan kelebihan pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 16 sen atau 0,3 persen dai ditutup di level US$68,87 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli menguat 14 sen atau 0,2 persen ke level US$66,21 per barel.
Kedua harga acuan minyak memangkas kerugian awal setelah data pemerintah menunjukkan stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan WTI turun pekan lalu ke level terendah sejak Maret 2020. Pabrik-pabrik penyulingan menaikkan tingkat pemanfaatan ke tingkat sebelum pandemi.
Pasokan produk bensin naik menjadi 9,5 juta barel per hari, mencerminkan permintaan, sementara permintaan distilat juga lebih tinggi. Konsumsi bensin umumnya meningkat mulai sekitar Hari Memorial AS, yaitu 31 Mei tahun ini, ketika orang-orang turun ke jalan.
Baca Juga
Harga juga mendapat sejumlah dorongan dari pencabutan pembatasan virus corona.
“Dorongan untuk 'berangkat' dalam liburan yang terhalang oleh pandemi tahun lalu akan mendukung pasar bensin,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Tetapi para pelaku pasar juga mencermati perkembangan pembicaraan nuklir Iran-AS, yang dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap industri energi Iran dan pelepasan minyak Iran ke pasar.
"Harga akan tetap didukung selama musim panas dengan satu-satunya hal yang mengimbangi minyak dari kenaikan harga adalah potensi kembalinya minyak Iran," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan dia optimis Teheran akan segera mencapai kesepakatan, meskipun negosiator utama Iran mengatakan masalah serius tetap ada.
Analis mengatakan Iran dapat memberikan pasokan tambahan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari jika kesepakatan tercapai.
Iran dan kekuatan global telah mengadakan pembicaraan di Wina sejak April untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil Teheran dalam kegiatan nuklir dan Washington harus mencabut sanksi untuk kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta yang dicapai Iran dengan kekuatan dunia pada 2015.
Rusia mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, harus mempertimbangkan kemungkinan peningkatan produksi Iran ketika menilai langkah lebih lanjut.
OPEC+ membawa kembali produksi minyak 2,1 juta barel per hari (bph) hingga Juli, mengurangi pemotongan menjadi 5,8 juta barel per hari. Pertemuan mereka berikutnya ditetapkan pada 1 Juni.