Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sudah menyiapkan posisi untuk menangkap kontrak baru yang lebih tinggi pada paruh kedua 2021.
Hingga akhir April 2021, emiten dengan kode saham ADHI ini mencatat perolehan nilai kontrak baru senilai Rp3,6 triliun atau 14,4 persen dari target yang ditetapkan Rp25 triliun.
Direktur Operasi 1 Adhi Karya Suko Widigdo mengatakan saat ini perseroan tengah mengikuti sejumlah tender, termasuk proyek jalan tol.
“Tahun ini kami sedang ikut tender investasi untuk jalan tol JORR Express dan diharapkan akhir tahun ini juga kami ikut proses pengadaan konstruksinya,” kata Suko dalam konferensi pers, Selasa (25/5/2021).
Adapun, ADHI bersama PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) dan PT Acset Indonusa Tbk. tergabung dalam konsorsium Jakarta Metro Expressway dalam proyek tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami.
Proyek tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami ini bakal memakan investasi yang besar dengan nilai proyek Rp21 triliun.
Baca Juga
Baru-baru ini, Suko menambahkan, Adhi Karya juga sudah mendapatkan kontrak pekerjaan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) paket 5A.
Direktur Human Capital and System Agus Karianto mengimbuhkan perseroan akan terus memburu kontrak baru untuk mencapai target Rp25 triliun hingga akhir tahun.
“Kami masih tetap optimis. Memang nanti tender akan diikuti di kuartal III dan IV yang kami harapkan bisa mencapai target sebelum akhir tahun,” ujar Agus.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru per April 2021 adalah bisnis konstruksi dan energi sebesar 89 persen, properti 10 persen, dan sisanya dari lini bisnis lain-lain.
Sedangkan dari tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung 29 persen, jalan dan jembatan 29 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC 42 persen.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru ADHI berasal dari pemerintah 70 persen, BUMN 22 persen, dan swasta/lainnya 8 persen.