Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa Asia ditutup menguat seiring dengan pernyataan pejabat bank sentral AS, The Fed, terkait sentimen inflasi yang bersifat sementara.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (26/5/2021), indeks MSCI Asia Pasifik melanjutkan kenaikan selama lima hari beruntun yang dimotori oleh reli saham di Hong Kong dan China. Sebelumnya indeks S&P 500 anjlok ditengah laporan penjualan rumah dan indeks keyakinan konsumen yang lebih rendah.
Indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat 0,8 persen, disusul oleh Shanghai Composite Index China yang naik 0,3 persen. Sementara itu, indeks Topix Jepang tercatat menguat tipis 0,1 persen.
Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 terpantau turun 0,3 persen disusul oleh indeks Kospi Korea Selatan yang ditutup terkoreksi 0,1 persen.
Indikasi laju inflasi yang semakin cepat menimbulkan tanda tanya bagi para investor di tengah outlook positif yang akan ditimbulkan dari paket stimulus. Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida mengatakan tekanan harga di AS hanya bersifat sementara.
Calrida menambahkan, pihaknya juga bersedia untuk memulai diskusi terkait program pengurangan pembelian obligasi dalam beberapa pertemuan ke depan.
Baca Juga
Kristina Hooper, Chief Global Market Strategist Invesco mengatakan, pernyataan The Fed mengindikasikan perubahan kebijakan yang akan dilakukan bank sentral dalam merespons inflasi.
“The Fed kemungkinan akan melanjutkan program pembelian obligasi selama beberapa waktu ke depan. Kekhawatiran pasar terkait inflasi adalah respons yang akan dilakukan The Fed,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Pernyataan The Fed juga berimbas pada pelemahan imbal hasil (yield) obligasi AS yang saat ini berada di 1,58 persen. Sedangkan, harga emas menghapus kerugiannya sepanjang tahun 2021 setelah menyentuh level US$1.900 per troy ounce.