Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) dan Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk kerja sama kegiatan investasi khususnya investasi langsung hari ini, Senin (24/5/2021).
Melalui kerja sama tersebut, BP Jamsostek dan INA menyinergikan sumber daya dan dana yang dimiliki dalam melakukan kerja sama investasi khususnya melalui instrumen investasi langsung dalam beberapa sektor seperti infrastruktur yang meliputi jalan tol, pelabuhan dan bandara. Lalu, infrastruktur digital, serta jasa dan pendukung kesehatan.
“Implementasi dari misi luhur ini antara lain adalah melalui penempatan dana investasi yang saat ini per 30 April 2021 memiliki total dana kelolaan mencapai Rp490,1 triliun ke dalam berbagai instrumen, salah satunya berupa instrumen penyertaan langsung yang saat ini porsinya masih relatif kecil,” ujar Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo dalam siaran pers, Senin (24/5/2021).
Anggoro menjelaskan, kolaborasi investasi dengan INA dalam berbagai proyek investasi langsung secara bersama-sama atau sebagai co-investor.
Dengan potensi dana kelolaan yang cukup besar, kedua pihak berharap dapat berperan pada proyek-proyek potensial, termasuk kemitraan dengan Kementerian BUMN terkait dengan proyek-proyek strategis.
Sejalan dengan itu, sebagai lembaga yang bekerja di bidang investasi, INA membidik investasi yang diharapkan memberi imbal baik serta mempunyai multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Salah satunya dengan turut membantu menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
Baca Juga
Ketua Dewan Direktur atau Chief Executive Officer INA DR. Ridha D. M. Wirakusumah menyebut, INA senantiasa berupaya untuk membangun organisasi yang handal, efisien, dan dapat berinvestasi secara optimal dengan governance yang tinggi dan tata kerja yang tertib dan teratur.
“Kami percaya kerja sama yang dijalin dengan BP Jamsostek ini merupakan langkah awal positif untuk kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai investor, terutama domestik, dalam berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia,” ujar Ridha.
Kerja sama antar dua lembaga ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, mendiversifikasi risiko serta mendistribusikan dana investasi sebagai dana amanah ke dalam berbagai instrumen investasi alternatif dengan
durasi yang lebih panjang, yield yang optimal, governance dan manajemen risiko yang memadai.