Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah Dipicu Kekhawatiran Inflasi Tinggi

Indeks dolar terakhir turun 0,14 persen pada 90,157. Euro menguat 0,09 persen menjadi 1,2159 per dolar AS dan dolar AS melemah 0,15 persen menjadi 109,175 yen Jepang.
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs dolar Amerika tergelincir pada akhir perdagangan Senin (17/05/2021), waktu setempat terseret oleh kecemasan inflasi,dan diperburuk oleh rekor harga tinggi yang dibayarkan dalam survei manufaktur regional AS.

Kendati demikian, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun sedikit berubah ketika para pelaku pasar mencari petunjuk mengenai toleransi Federal Reserve untuk inflasi jangka pendek dan menengah.

“Mengingat sejak aksi jual dolar pekan lalu, dolar belum mampu rebound banyak, ini memberi tahu saya bahwa penggeraknya bukanlah pasar mata uang asing tetapi pasar suku bunga,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar Bannockburn Forex di New York, mengutip Antara, Selasa (18/05/2021).

Federal Reserve AS diperkirakan akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter April pada Rabu (19/5/2021), di mana pelaku pasar akan mencermati petunjuk mengenai pandangan bank sentral tentang lonjakan inflasi saat ini.

"The Fed masih mengatakan mereka akan sangat sabar," tambah Chandler. "Jika AS tidak menawarkan suku bunga yang lebih tinggi, dolar yang menanggung bebannya, dan di situlah kami sekarang."

Laporan Empire State dari hasil survei Federal Reserve New York menunjukkan rekor harga tertinggi yang dibayarkan oleh produsen di negara bagian New York ketika produsen material berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Indeks dolar terakhir turun 0,14 persen pada 90,157. Euro menguat 0,09 persen menjadi 1,2159 dolar AS dan dolar AS melemah 0,15 persen menjadi 109,175 yen Jepang.

Ketika ekonomi dibuka kembali untuk bisnis, kebangkitan permintaan dikombinasikan dengan kekurangan pasokan telah menempatkan harga-harga komoditas pada lintasan naik.

Penguatan harga minyak mentah mendorong dolar Kanada tetapi krona Norwegia melemah terhadap greenback. Selanjutnya, meskipun harga logam lebih tinggi, dolar Australia juga melemah.

Chandler yakin kebijakan bank sentral memimpin dalam mempengaruhi nilai mata uang yang biasanya sensitif terhadap harga-harga komoditas.

Adapun, Bitcoin turun ke level terendah tiga bulan setelah bos Tesla Inc, Elon Musk menyatakan  pembuat mobil listrik itu mungkin telah menjual sebagian kepemilikan mata uang digitalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper