Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lo Kheng Hong Ogah Beli Saham IPO GoTo, Apa Alasannya?

Lo Kheng Hong mengaku tak tertarik membeli saham IPO perusahaan teknologi, termasuk GoTo. Apa alasan Pak Lo?
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Lo Kheng Hong, investor saham kawakan mengaku tidak tertarik untuk membeli saham initial public offering atau IPO GoTo, perusahaan teknologi hasil merger Gojek dan Tokopedia.

Hal itu diungkapkan Lo Kheng Hong dalam unggahan akun Instagram Lukas Setia Atmaja (@lukas_setiaatmaja), Dosen Prasetya Mulia Business School sekaligus founder Hungry Stocks.

Dalam video yang berdurasi sekitar 3 menit 24 detik tersebut, Lukas bertanya kepada Lo Kheng Hong terkait rencana IPO perusahaan teknologi yang baru saja terbentuk, yaitu GoTo.

"Apa tanggapan Bapak soal investasi perusahaan teknologi, perusahaan unicorn misalnya Gojek atau Toped yang rencananya akan IPO dalam waktu dekat? Karena secara PVB PER mungkin tidak menarik, tapi melihat dari tren sepertinya akan menjadi platform masa depan," tanya Lukas Setia Atmaja.

Secara mengejutkan, Lo Kheng Hong mengaku dirinya sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah membeli saham yang baru melantai di bursa atau saham IPO.

"Pertama, saya sudah tidak membeli saham IPO 20 tahun lebih karena tidak mungkin pemilik perusahaan dan penjamin emisi mau menjual di harga undervalue, harga murah. Pasti mereka mau menjual harga IPO semahal-mahalnya," ujar pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia itu dalam unggahan Instagram @lukas_setiaatmaja seperti dikutip, Selasa (19/5/2021).

Pak Lo, sapaan akrabnya, mengatakan sudah lebih dari 20 tahun menghindar untuk membeli saham IPO. Dia menilai tidak ada yang salah dengan harga yang ditawarkan.

Namun, dia menegaskan pemilik perusahaan tentu tidak mau menjual produknya dengan harga murah. Lo Kheng Hong pun mengibaratkan proses penjualan saham IPO dengan jual-beli mobil.

"Mana mau si pemilik bisnis mau menjual Mercy [Mercedez Benz] di harga [Toyota] Avanza? Kalau bisa Avanza dijual harga Mercy," ucap Pak Lo.

Selain itu, Lho Kheng Hong juga mengatakan dengan jujur bahwa dirinya tidak mengerti perkembangan teknologi. Bahkan, dia mengaku masih membutuhkan bantuan anaknya untuk mengikuti Zoom Meeting dengan Lukas dan komunitas Hungry Stock.

Bukan itu saja, investor saham senior tersebut mengatakan dirinya tidak bisa mengetik di komputer hingga saat ini.

"Mungkin saudara kaget, Lo Kheng Hong ngetik di komputer saja gak bisa? Karena waktu saya kuliah dulu belum ada komputer, udah gitu saya ga mau belajar lagi karena enggak ada kebutuhan," jelasnya.

Setelah resmi mengumumkan merger, IPO GoTo, perusahaan hasil gabungan antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dan PT Tokopedia agaknya hanya tinggal menunggu waktu.

Kalangan pengamat, analis pasar modal, hingga pakar ekonomi sepakat meyakini bahwa cepat atau lambat aksi go public tersebut bakal terealisasi. Namun, yang kini jadi misteri, kapan waktu yang dimaksud?

Lewat keterangan tertulis, Senin (17/5/2021), VP of Corporate Communications PT Tokopedia Nuraini Razak mengatakan bahwa setidaknya untuk saat ini, pembicaraan terkait IPO belum menjadi prioritas kedua perusahaan. Proses mengintegrasikan basis layanan yang sebelumnya dimiliki Gojek dan Tokopedia adalah prioritas teratas yang tengah dikebut GoTo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper