Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Terakhir Sebelum Libur Lebaran, IHSG Parkir di Zona Merah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.938,351, terkoreksi 0,63 persen atau 37,44 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di kisaran 5.911,38 hingga 5.966,66.
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan menutup perdagangan terakhir sebelum libur hari raya Idulfitri, Selasa (11/5/2021), parkir di zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.938,351, terkoreksi 0,63 persen atau 37,44 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di kisaran 5.911,38 hingga 5.966,66.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 148 saham berhasil menguat, 333 saham terkoreksi, sedangkan 241 saham lainnya berada di posisi yang sama daripada perdagangan sebelumnya.

Koreksi IHSG dipimpin oleh KONI yang turun 6,99 persen, LPCK melemah 6,9 persen, MLPT turun 6,82 persen, INCI melemah 6,8 persen, dan MBTO turun 6,76 persen.

Sementara itu, pelemahan IHSG dibatasi oleh SAMF yang naik 24,88 persen, diikuti LUCK yang menguat 20,83 persen, ISSP naik 14,17 persen, VRNA menguat 13,89 persen, dan PBSA naik 12,6 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa koreksi yang terjadi di IHSG disebabkan sepinya transaksi menjelang hari raya Idulfitri.

Bursa Efek Indonesia mencatat, total transaksi pada hari perdagangan terakhir sebelum libur lebaran hanya mencapai Rp9,34 triliun dengan volume sebesar 14,51 miliar saham. Sementara itu, investor asing mencatatkan transaksi jual bersih sebesar Rp60,23 miliar.

“Selain itu, perkembangan mutasi Covid-19 yang membuat para pelaku pasar khawatir juga menjadi sentimen negatif indeks,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (11/5/2021).

Nafan juga menjelaskan bahwa katalis negatif bagi indeks adalah penjualan ritel Indonesia YoY per Maret masih mengalami kontraksi yakni di angka -14,6 persen, dan adanya kekhawatiran terjadinya percepatan laju inflasi di AS.

Selain itu, kebijakan Biden dalam menaikkan pajak korporasi juga mempengaruhi pergerakan saham domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper