Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkap Peluang Kenaikan Harga CPO, SSMS Targetkan Laba Meroket

Perseroan memproyeksikan harga crude palm oil (CPO) pada 2021 naik menjadi 3.000 ringgit per ton dari sebelumnya 2.600 ringgit per ton.
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen minyak sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., siap menangkap peluang dari tren kenaikan harga komoditas dengan menargetkan pertumbuhan laba bersih 2021 naik 4 kali lipat dari realisasi 2020.

CFO Sawit Sumbermas Sarana Hartono Jap mengatakan bahwa perseroan memproyeksikan harga crude palm oil (CPO) pada 2021 naik menjadi 3.000 ringgit per ton dari sebelumnya 2.600 ringgit per ton.

Emiten berkode saham SSMS itu juga menaikkan target harga CPO pada 2022 naik 17 persen ke level 3.050 ringgit per ton.

Hal itu pun menyusul tren kenaikan harga CPO global yang terjadi sejak akhir 2020. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO untuk kontrak Juli 2021 di bursa Malaysia menguat 23,62 persen sepanjang tahun berjalan 2021.

Harga CPO masih berada di level tinggi, yaitu 4.319 ringgit per ton walaupun terkoreksi 2,44 persen pada perdagangan Senin (10/5/2021) hingga pukul 14.29 WIB.

Hartono menjelaskan bahwa perseroan siap menangkap peluang bisnis di tengah tren harga CPO itu dengan menargetkan produksi CPO pada 2021 sebanyak 520.000 ton atau berpotensi naik 10-15 persen daripada realisasi produksi 2020.

“Oleh karena itu, untuk laba bersih 2021 kami targetkan naik 4 kali lipat dari laba bersih 2020 yang sebesar Rp576,63 miliar,” ujar Hartono dikutip dari keterangan resminya, Senin (10/5/2021).

Adapun, SSMS telah mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp174,11 miliar pada kuartal I/2021.

Perolehan itu berbanding terbalik dengan rugi sebesar Rp338,96 miliar yang dikantongi perseroan pada kuartal I/2020.

Hartono mengatakan bahwa untuk menyokong kinerja keuangan 2021, perseroan pun telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp550 miliar.

Capex itu berasal dari kas internal dan akan digunakan untuk pembangunan dan perawatan infrastruktur, termasuk jalan di areal perkebunan dan pengembangan sistem teknologi informasi (TI).

“Untuk sistem TI, kami sudah menerapkan digitalisasi perkebunan yang mudah diakses gawai dan terintegrasi dengan sistem ERP (enterprise resource planning),” papar Hartono.

Penerapan sistem TI itu pun untuk menyongsong revolusi industri 4.0 di industri perkebunan. SSMS mengaku sudah mempersiapkan pelaksanaan program peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) karyawan berdasarkan kebutuhan kerja.

Di lantai bursa, pada perdagangan Senin  (10/5/2021) saham SSMS naik 0,53 persen menjadi Rp945. Sepanjang tahun berjalan 2021, SSMS terkoreksi 24,4 persen. Kapitalisasi pasar SSMS di level Rp9, triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper