Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat tipis pada akhir perdagangan Jumat (7/5/2021), bahkan ketika krisis Covid-19 di India memburuk.
Harga minyak mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut dengan latar belakang optimisme atas pemulihan ekonomi global.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli, terkerek 19 sen atau 0,3 persen ke level US$68,28 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik 19 sen atau 0,3 persen menjadi US$64,90 per barel.
Kedua acuan harga minyak tersebut menguat lebih dari 1 persen pada minggu ini, kenaikan mingguan kedua berturut-turut, karena pelonggaran pembatasan pergerakan di AS dan Eropa, pemulihan operasi pabrik dan program vaksinasi virus corona membuka jalan bagi kebangkitan permintaan bahan bakar.
“Harga minyak mungkin masih mencatat minggu positif kedua berturut-turut, tetapi tidak ada yang membuat pedagang energi bersemangat bahwa minyak akan melepaskan diri dari kisaran perdagangan ketatnya. Prospek jangka pendek minyak tetap sangat beragam," kata Anaalis Pasar Senior OANDA Edward Moya.
Di China, data menunjukkan pertumbuhan ekspor meningkat secara tak terduga pada April, sementara survei swasta menunjukkan ekspansi yang kuat dalam aktivitas sektor jasa.
Baca Juga
Namun impor minyak mentah oleh pembeli terbesar dunia itu turun 0,2 persen pada April dari setahun sebelumnya menjadi 40,36 juta ton, atau 9,82 juta barel per hari (bph), terendah sejak Desember.
Namun pemulihan permintaan minyak tidak merata karena melonjaknya kasus Covid-19 di India mengurangi konsumsi bahan bakar di negara importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia tersebut.
India pada Jumat (7/5/2021) melaporkan rekor kenaikan harian dalam kasus sebesar 414.188, sementara kematian akibat Covid-19 membengkak 3.915, menurut data Kementerian Kesehatan.