Bisnis.com, JAKARTA — PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) akan mengadakan RUPSLB pada 7 Juni 2021 untuk meminta penerbitan saham baru melalui skema private placement.
Direktur Buana Lintas Lautan Wong Kevin mengatakan perseroan berencana untuk menerbitkan 1 saham baru untuk setiap 9 saham yang ada. Lalu 3 waran untuk setiap 1 saham baru.
Dengan demikian, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,45 miliar lembar saham seri B baru yang berasal dari portepel saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Sementara itu, untuk waran BULL sebanyak-banyaknya akan menerbitkan 4,35 lembar waran yang menyertai penerbitan saham baru tersebut.
"Dengan target harga (rights issue) pada kisaran Rp375-425 per saham, hasil rights issue ditargetkan mencapai Rp543,7 miliar sampai dengan Rp616,2 miliar," katanya dalam keterangan resmi Jumat (7/5/2021).
Kevin menambahkan perseroan akan menggunakan seluruh dana yang diterimanya dari penerbitan saham baru dan waran tersebut untuk empat hal. Pertama, modal kerja untuk kegiatan operasional. Kedua, ekspansi usaha perseroan. Ketiga, pembayaran tagihan usaha dan yang keempat untuk pengurangan utang.
Perseroan memperkirakan bahwa rencana private placement atau PMHMETD dapat berdampak positif terhadap kinerja keuangan, kinerja operasional dan struktur permodalan. Selain itu, penambahan modal juga dapat meningkatkan kemampuan BULL untuk melakukan ekspansi usaha.
Sebelumnya, BULL menargetkan kontrak baru pada 2021 mencapai US$220 juta dengan fokus pada operasional kapal tanker.
Kevin mengungkapkan kondisi pasar perseroannya yang bergerak di kapal tanker minyak mirip dengan permintaan dari kapal kontainer dan tanker gas LPG/VLGC.
Dari sisi pendapatan kontrak kerja baru, BULL menargetkan dapat mendapat hingga US$220 juta dengan fokus bisnis menggarap peluang dari operasional kapal tanker.
"Sekarang kami sedang mengincar beberapa peluang dengan fokus ke kapal tanker. Kami targetkan selama 2021 mencapai kontrak secara total keseluruhan US$200-US$220 juta," urainya kepada Bisnis, Minggu (7/2/2021).
Seiring dengan perbaikan harga minyak dan aktivitas masyarakat permintaan pun mulai meningkat. Walaupun, masih belum seperti sebelum pandemi Covid-19, karena sejumlah negara di dunia termasuk di Indonesia masih memberlakukan lockdown terbatas.