Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keruk Cuan THR dari Dividen Emiten

Kendati nilai dividen 2020 menipis, yield dividen yang ditawarkan tetap menarik, sehingga dapat menjadi tambahan tunjangan hari raya bagi investor.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang lebaran 2021, sejumlah emiten siap mengguyur pemanis bagi investor dengan membayarkan dividen hingga Rp8,49 triliun.

Kendati nilai dividen 2020 menipis, yield dividen yang ditawarkan tetap menarik, sehingga dapat menjadi tambahan tunjangan hari raya bagi investor.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, setidaknya terdapat 17 emiten yang akan membayar dividen tunai dari perolehan laba bersih 2020 dengan rentang periode 3 Mei hingga 11 Mei 2021.

Nilai dividen terbesar dalam periode itu akan dibayarkan oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan total dividen tunai mencapai Rp2,4 triliun. Emiten ini dijadwalkan akan menebar dividen Rp473 per saham pada 11 Mei 2021.

Selain itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga akan membagikan dividen dengan nilai mencapai Rp1,098 triliun pada 7 Mei 2021 dan PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) akan membagikan dividen Rp1,094 triliun pada 4 Mei 2021.

Adapun, imbal hasil atau yield dividen terbesar dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), yaitu sebesar 6,76 persen. BJBR dijadwalkan membayar dividen Rp941,9 miliar pada 7 Mei 2021.

Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan bahwa dividen adalah salah satu sumber return di saham, selain capital gain. Dengan demikian, musim pembagian dividen umumnya akan ramai dinantikan investor.

“Untuk memilih emitennya sarannya pilih yang menawarkan dividen yield yang menarik, atau payout rationya besar,” ujar Zamzami kepada Bisnis, Rabu (28/4/2021).

Apalagi, saat ini sebagian besar emiten meningkatkan payout ratio dari laba untuk tahun buku 2020.

Namun, selain yield dan payout ratio, likuiditas perdagangan juga dapat dicermati sekaligus mempelajari histori pergerakan pada periode ex dividen. Hal itu lantaran umumnya pasar akan menyesuaikan harga saham setelah ex dividen sehingga terdapat risiko penurunan harga pada ex dividen.

Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan bahwa di tengah banyak sentimen ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, sejumlah emiten seperti BJBR, GEMS, BNGA, dan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) tetap berhasil memberikan dividend yield yang menarik bagi investor.

“Karena, semakin tinggi dividend yield tentu akan semakin baik untuk pilihan investasi,” ujar Robertus kepada Bisnis, Rabu (28/4/2021).

Secara terpisah, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan bahwa dividend yield tentu akan menjadi fokus bagi investor untuk berburu dividen.

Namun, dia menjelaskan bahwa yield dividen 2020 sebagian besar emiten menjadi lebih mini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu lantaran laba bersih 2020 yang menyusut seiring dengan harga saham sempat reli pada awal 2021.

Jika dibandingkan dengan 2019, laba periode itu masih cenderung besar, sedangkan harga saham mayoritas anjlok akibat sentimen ketidakpastian Covid-19 sehingga berhasil memberikan dividen yield yang besar.

“Oleh karena itu, saat ini tampaknya sulit untuk berburu cuan lebih dari periode dividen saat ini. Jadi lebih baik strategi dividen yang diterapkan adalah dividen untuk long term,” ujar Anggaraksa kepada Bisnis.

Menurut dia, saat ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk masuk dan menambah pundi-pundi ke saham yang konsisten membagikan dividen tiap tahunnya.

Dia menilai saham BJBR, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Astra International Tbk. (ASII) menarik untuk dicermati investor mulai saat ini. Potensi pertumbuhan bisnis dan konsistensi emiten itu membagikan dividen menjadi faktor pendukung rekomendasi.

Di sisi lain, secara garis besar emiten-emiten yang berhasil konsisten membagikan dividen 2020 kendati mengalami banyak tekanan bisnis pada periode itu patut dicermati.

Anggaraksa menjelaskan bahwa konsistensi pembagian dividen itu menjadi cerminan bahwa secara fundamental perusahaan, emiten cukup solid dan menggambarkan posisi neraca yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper