Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Teknologi Terseok, Wall Street Keok

indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,36 persen ke level 34.077,63, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,53 persen ke level 4.163,26 dan Nasdaq Composite merosot 0,98 persen ke 13.914,77.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (19/4/2021), menyusul pelemahan sektor teknologi di tengah penantian investor terhadap sejumlah data ekonomi pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,36 persen ke level 34.077,63, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,53 persen ke level 4.163,26 dan Nasdaq Composite merosot 0,98 persen ke 13.914,77.

Sektor teknologi menyeret indeks S&P 500, yang membukukan penurunan terbesar dalam hampir empat pekan terakhir. Saham Tesla Inc. yang merosot 3,4 persen memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan tersebut menyusul kecelakaan fatal yang diduga disebabkan oleh sistem pengendaraan otonom.

Saham perusahaan kecil berkinerja buruk, dengan lebih dari 75 persen emiten indeks Russell 2000 ditutup melemah. Harga tembaga melonjak ke level tertinggi tujuh pekan di tengah prospek permintaan yang kuat dan kenaikan inflasi saat ekonomi pulih.

Di AS, investor menantikan rangkaian data ekonomi pekan ini, termasuk laporan klaim pengangguran dan penjualan rumah. Data ekonomi yang kuat membantu mendorong saham ke rekor minggu lalu meskipun ada kekhawatiran seputar penyebaran varian Covid-19.

Pelaku pasar akan mencari konfirmasi lebih lanjut dari pemulihan sektor swasta dari pandemi saat musim laporan keuangan berlangsung . United Airlines Holdings Inc. dan International Business Machines Corp. termasuk di antara perusahaan yang merilis laporan keuangan setelah penutupan pasar Senin.

“Dengan membanjirnya aktivitas laporan keuangan pekan ini dari berbagai industri, kami mungkin berada dalam sedikit pola bertahan sampai investor mencerna semua sentimen,” kata direktur pelaksana perdagangan dan produk investasi di E*Trade Financial Chris Larkin, seperti dikutip Bloomberg.

“Intinya adalah bahwa volatilitas jangka pendek biasa terjadi ketika pasar saham sedang berada di posisi tertinggi,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper