Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mendapatkan peran untuk distribusi vaksin Covid-19 dari pemerintah di 7 wilayah Provinsi yang didominasi di pulau Sumatera.
Direktur Kalbe Farma Bernadus K Winata mengungkapkan vaksinasi pada 2021 ini seluruhnya dikontrol ketat oleh pemerintah.
Sementara, perseroan mengambil peran membantu distribusi vaksin Covid-19 melalui anak usahanya distributor alat kesehatan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Dia menyebut keterlibatan perseroan dalam hal ini EPMT sebagai distributor, hanya salah satu distributor yang membantu pemerintah mendistribusikan vaksin ke seluruh indonesia.
"Dari yang kami dapat EMPT membantu distribusi untuk sekitar 7 provinsi umumnya di Sumatera, sedikit di Kalimantan, 1-2 di Kalimantan," jelasnya, dalam diskusi virtual BRI Danareksa Sekuritas and Indonesia Investment Education, Selasa (20/4/2021).
Dia menegaskan tugas distribusi ini tidak terlalu menghitung dari segi komersilnya. Pasalnya, peran yang diambil hanya distribusi saja dan besaran volumenya pun tidak dapat diukur, sangat bergantung PT Biofarma yang menentukan kebijakannya.
Baca Juga
Kondisi tersebut membuat perseroan sulit menghitung mengestimasi dari sisi komersilnya, karena ini hanya distribusi saja.
"Kalau cuan untung sisanya menurut saya tanda tanya besar, pasti bicaranya fee akan tipis, untuk kami lebih baik tidak berhitung atau estimasi atau percaya itu pengaruhnya ke kinerja Kalbe," urainya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, Rabu (31/3/2021), emiten bersandi KLBF ini mencatat penjualan neto sebesar Rp23,11 triliun meningkat tipis 2,12 persen dari periode 2019 yang sebesar Rp22,63 triliun.
Dari sisi beban pokok penjualan tercatat sedikit peningkatan menjadi sebesar Rp12,86 triliun sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp12,39 triliun.
Beban penjualan sedikit menyusut menjadi Rp5,01 triliun, dengan sedikit peningkatan pada beban umum dan administrasi menjadi sebesar Rp1,39 triliun, serta beban operasi lainnya yang meningkat menjadi Rp156,08 miliar.
Walhasil, laba KLBF yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,733 triliun, meningkat 9,05 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,506 triliun.
Pada penutupan perdagangan Selasa (20/4/2021), harga saham KLBF stagnan di harga 1.495 dengan kapitalisasi Rp70,08 triliun. Secara tahun berjalan harga sahamnya sudah naik 1,01 persen.