Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bayar Denda ke KPPU Australia Rp214 Miliar, Ini Penjelasan GIAA

Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) negara Kangguru telah menjatuhi denda kepada Garuda Indonesia (GIAA) karena terlibat kartel angkutan kargo bersama 14 maskapai lainnya.
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. memutuskan menerima denda yang dijatuhkan Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) negara Kangguru itu. 

Berdasarkan surat keterbukaannya kepada Bursa Efek Indonesia bertanggal 19 April 2021, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko GIAA, Prasetio menjelaskan pihaknya dan ACCC menggunakan putusan pengadilan federal New South Wales dalam perkara No. NSD955/2009 sebagai dasar perjanjian pembayaran denda. 

Seperti diketahui, perkara GIAA dengan ACCC terkait tuduhan dari lembaga anti monopoli Australia itu bahwa 15 maskapai telah melakukan kartel di wilayah Australia sepanjang 2003 sampai 2006. Atas temuan itu, KPPU Australia menjatuhkan denda kepada seluruh maskapai. 

Sebanyak 13 perusahaan menerima putusan denda itu. Sementara Garuda dan maskapai New Zealand menolak putusan itu dan maju ke pengadilan. Garuda sendiri dijatuhi hukuman denda 19 juta dolar Australia atau sekitar Rp214 miliar (kurs Rp11.303). 

Menurut Prasetio perjanjian damai dengan ACCC telah ditandatangani pada 15 April 2021. Dari perjanjian ini, GIAA akan mencicil denda dan biaya perkara di pengadilan dengan ACCC selama 5 tahun. 

"Perseroan diwajibkan membayar denda dan biaya perkara ACCC dengan mekanisme pembayaran yang dilakukan secara angsuran selama 5 tahun terhitung Desember 2021," katanya. 

Dengan perjanjian damai ini, GIAA juga mencabut gugatan banding yang tengah diajukan. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper