Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Bikin Usaha Patungan, Kinerja Emiten Bisa Naik Tajam

Tujuan joint venture adalah untuk akselerasi kinerja induk perusahaan, dimana induk perusahaan saling melengkapi kebutuhan masing-masing yang bersinergi dalam anak usaha perusahaan patungan mereka.
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma menyerahkan cindera mata kepada Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi setelah resmi mencatatkan saham perseroan dengan kode DMMX di Mainhall BEI, Senin (21/10/2019). - Bisnis/Dwi Nicken Tari
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma menyerahkan cindera mata kepada Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi setelah resmi mencatatkan saham perseroan dengan kode DMMX di Mainhall BEI, Senin (21/10/2019). - Bisnis/Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi para emiten mengembangkan perusahaan patungan atau joint venture (JV) pada awal tahun ini diprediksi berpeluang meningkatkan kinerja perseroan secara tajam.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengemukakan pembentukan perusahaan patungan bisa dikatakan sebagai upaya untuk menopang induk perusahaan masing-masing.

"Joint venture [JV] juga cukup menguntungkan bagi pihak yang berkolaborasi karena memiliki visi, misi dan kepentingan yang sama. Juga bisa mengoptimalkan kinerja induk perusahaan dengan perpaduan dan pertukaran teknologi dan informasi, termasuk juga konsolidasi database pasar dari masing-masing perusahaan induk," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (18/4/2021).

Dia mencontohkan JV besutan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang menggandeng Tsingshan dalam membangun proyek pengolahan Acid Iron Metal (AIM) di Morowali- Sulawesi Tengah, melalui anak perusahaannya BPI.

"Perusahaan Tsingshan sendiri cukup terkenal di Indonesia terutama di sektor pertambangan asal China ini, dengan menguasai produksi nikel dan stainless steel. Dengan kerja sama ini MDKA mendapatkan dukungan untuk mengoptimalkan hasil tambang dari proyek ini," urainya.

Dengan masuknya Tsingshan, MDKA yang lebih banyak memproduksi tembaga akan mampu menghasilkan komoditas lainnya pada tambang yang sama seperti emas, perak, zinc, besi dan sulfur. 

Frankie menilai emiten yang cukup menarik dalam wacana joint venture ini dapat mempertimbangkan MDKA karena nilai joint venture cukup besar, sehingga proyeksi pendapatannya juga diharapkan cukup besar.

Menurutnya, ada juga hal baik dari joint venture adalah untuk akselerasi kinerja induk perusahaan, dimana induk perusahaan saling melengkapi kebutuhan masing-masing yang bersinergi dalam anak usaha perusahaan patungan mereka.

"Apalagi cadangan hasil tambangnya dikabarkan masih sangat lama, juga dengan diversifikasi hasil tambangnya dapat membantu kinerja dari MDKA," paparnya.

Contoh lainnya adalah PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) dengan perusahaan pengangkutan SiCepat. MCAS yang mengembangkan platform DigiResto, sebagai portal jual beli makanan tentunya membutuhkan jasa pengangkutan. Ketika MCAS berkolaborasi dengan SiCepat, maka keduanya bakal bertumbuh dengan waktu yang relatif cepat. 

Dia menilai aksi korporasi MCAS dan Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) cukup menarik untuk diperhatikan. Kedua emiten ini memiliki lini yang sangat relevan pada saat ini dan juga ke depan, sebagai penyedia platform digital dan media hiburan. Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah harga keduanya sudah sangat tinggi saat ini.

"Jadi memang walau kedua emiten ini menarik, tetapi harga sahamnya juga sudah terlanjur tinggi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper