Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menjelaskan bahwa orang kaya memiliki kecenderungan untuk terus bertambah kaya walaupun pertumbuhan ekonomi terkoreksi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menjelaskan perbedaan kekayaan miliarder hanya pada laju kenaikan nilai aset yang dimiliki.
Ada miliarder yang kekayaannya bertumbuh sangat cepat dan ada pula yang tidak terlalu cepat dalam periode yang sama.
Dengan begitu, penurunan peringkat nilai kekayaan menjadi hal yang biasa. Pasalnya, secara umum kekayaan para taipan biasanya terus meningkat.
“Orang kaya kecenderungannya itu tambah kaya karena mereka sudah menempatkan kekayaan mereka itu dengan melakukan diversifikasi dengan cermat,” kata Piter kepada Bisnis, Kamis (8/4/2021).
Dia menambahkan tetap ada kemungkinan kekayaan miliarder berkurang apabila mengalami kondisi yang luar biasa. Namun, nilai kekayaan tersebut biasanya akan kembali lagi dalam waktu yang singkat.
Baca Juga
Adapun, Piter memberikan contoh konglomerat dari keluarga Hartono yang memegang kendali Grup Djarum. Diversifikasi bisnis dari Grup Djarum disebut menjadi penyangga saat ekonomi dilanda resesi pada 2020.
Hal itu terlihat lewat Bank BCA yang masih membukukan laba walaupun terkoreksi dan pendapatan dari PT Djarum yang diklaim masih kuat didorong konsumsi rokok nasional.
Selain diversifikasi bisnis, Piter mengingatkan, orang kaya juga memiliki pendapatan pasif misalnya dari penempatan dana di deposito.
“Selain itu, mereka juga punya kekayaan yang berburu rente seperti menaruh uang di deposito yang akan tetap menerima bunga apapun yang terjadi,” tutur Piter.
Baru-baru ini Majalah Forbes kembali merilis daftar orang terkaya dunia 2021. Sebanyak 15 pengusaha asal Indonesia dari berbagai sektor usaha pun masuk ke dalam daftar tersebut.
Kekayaan dari 15 taipan Indonesia itu mencapai US$71,8 miliar atau setara dengan Rp1.041,1 triliun dengan nilai tukar Rp14.500 per dolar AS.
Total kekayaan 15 besar pengusaha terkaya asal Indonesia versi Forbes itu naik 33,70 persen dibandingkan total kekayaan pada 2020 senilai US$53,7 miliar.
Di barisan paling atas, duo Hartono kembali menempati posisi orang terkaya pertama dan kedua di Indonesia. Posisi ini sudah dipertahankan oleh kakak-beradik Hartono selama 13 tahun berturut-turut.
Budi Hartono yang memegang nakhoda Grup Djarum tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia pada 2020 dengan nilai kekayaan US$20,5 miliar. Selanjutnya sang kakak yaitu Michael Hartono memiliki kekayaan US$19,7 miliar.
Adapun, Grup Djarum merupakan pemilik bank swasta terbesar di Indonesia yaitu PT Bank Central Asia Tbk. dan perusahaan rokok PT Djarum.
Secara global, Budi Hartono menempati posisi orang terkaya dunia di urutan 86, sedangkan Michael Hartono di urutan 89.