Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sepanjang kuartal I/2021 melampaui tahun lalu, baik dari sisi jumlah maupun nilai emisi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 6 April 2021, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang kuartal I/2021 mencapai 19 emisi dengan nilai Rp20,58 triliun.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mana sepanjang kuartal I/20220 ada 14 emisi EBUS dengan nilai emisi Rp17,85 triliun.
“Jumlah emisi meningkat 26,67 persen [secara year on year], sedangkan nilai emisi meningkat 9,23 persen,” tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya, Selasa (6/4/2021)
Jumlah tersebut diproyeksi terus bertambah di kuartal II/2021 ini. Pasalnya, saat ini BEI telah mengantongi 6 perusahaan yang berencana mencatatkan EBUS, sebanyak 7 emisi dengan total Obligasi/Sukuk korporasi yang akan dicatatkan mencapai Rp6,67 triliun.
Nyoman menilai peningkatan jumlah emisi EBUS tercatat pada kuartal I/2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi. Pun dia memperkirakan penerbitan EBUS tahun ini akan lebih tinggi dari 2020 lalu.
Baca Juga
“Tingkat bunga rendah memberikan kenyamanan dan optimisme bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS setelah sebelumnya tertunda melakukan refinancing,” katanya lagi.
Sementara itu, ditinjau dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor yang terus bertambah juga dinilai akan turut mendorong pertumbuhan pasar EBUS.
Tercatat, sampai akhir Maret 2021 terdapat peningkatan sekitar 25 persen untuk investor pasar modal dibandingkan akhir tahun 2020, menjadi sekitar 4,9 juta investor pasar modal.
“Kepercayaan investor memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS di pasar modal dan juga memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS,” pungkas Nyoman.