Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah, Ekonom: Itu Waktunya Untuk Beli!

Tekanan di pasar disebabkan isu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksa dana. Namun, kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk memborong saham.
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan bahkan pada hari Senin (5/4/2021) ini tinggalkan level 6.000.

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin melihat tertekanannya pasar disebabkan isu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksa dana.

"Nah, banyak rumor beredar bahwa ini akibat BPJS...jadi mereka harus melepas investasi yang ada di saham karena dianggap terlalu berisiko. Nah ini kasus seperti ini saya rasa masuk akal kalau dibilang sebagai penekan market kita," ungkap Ferry dalam siaran virtual Tanamduit pada Senin (5/4/2021).

Tekanan BPJS ini sendirinya menurutnya tidak sistemik sehingga tidak ada hubungannya dengan data makroekonomi dan juga data korporasi yang hingga saat ini belum ditemukan kejanggalan yang akan mempengaruhi harga pasar.

Oleh sebab itu, menurutnya saat harga saham turun seperti saat ini adalah waktu yang tepat untuk investor membeli saham dengan harga yang murah. Menurutnya isu terkait BPJS ini tidak ada hubungannya dengan faktor-faktor makroekonomi maupun korporasi yang menjadi penekan indeks.

"Ini ada blessing in disguise karena suatu saat gudang itu akan habis, sekarang dapat murah kenapa enggak buy?," kata Ferry.
Di sisi lain, isu terkait BPJS ini menurut Ferry seharusnya tidak jadi konsumsi publik yang justru menyebabkan malah menyebabkan pelemahan indeks seperti saat ini. Dia mengungkapkan seharusnya pihak terkait tidak mengekspos kasus seperti ini.

Untuk diketahui, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR pada Selasa (29/3/2021), pihak BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksadana untuk menekan risiko penurunan harga di pasar, yang digadang-gadang menjadi penyebab unrealized loss.

Adapun, berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen.

Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan anggota konstituen indeks LQ45 dan sisanya pernah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung.

Berdasarkan data Bloomberg, pelemahan IHSG pada Senin (5/4/2021) masih terjadi yaitu turun 0,52 persen atau 31,24 poin ke level 5.980,22 pada pukul 14.58 WIB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper