Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah semakin dalam, bahkan melampaui 2 persen pada awal perdagangan sesi II hari ini, Rabu (31/3/2021).
IHSG terpantau merosot 2,24 persen atau 135,9 poin ke level 5.935,55 pada pukul 13.39 WIB. Sebanyak 92 saham melemah, 405 saham menguat, dan 130 saham lainnya stagnan.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.928,38-6.066,84. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat mencapai Rp7.042,20 triliun. Adapun investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell saham senilai Rp518,3 miliar hingga awal sesi II.
Investor asing paling banyak melepas saham PT Bank Central Asia Tbk dengan total net sell Rp250,6 miliar. Saham BBCA pun melemah 3,36 persen ke level Rp30.900 per saham.
Kemudian, investor asing juga ramai melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan total net sell mencapai RP201,7 miliar. Saham BBRI melemah 3,11 persen ke level Rp4.360 pada awal sesi II.
IHSG anjlok cukup dalam jika dibandingkan dengan bursa saham lainnya di Asia yang melemah tipis. Indeks Nikkei 225 terpantau turun 0,86 persen, Hang Seng melemah 0,23 persen, dan Shanghai Composite turun 0,46 persen.
Baca Juga
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pelemahan indeks komposit dua hari belakangan lebih disebabkan oleh sentimen dalam negeri karena sentimen dari global relatif mereda, terlihat dari bursa regional yang hanya terkoreksi rendah.
Hendriko menyebut salah satu penyebab utama yang membuat IHSG tersungkur adalah pernyataan BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi porsi investasi di pasar modal untuk menekan risiko penurunan harga di pasar.
“Sepertinya berita mengenai BPJS untuk mengurangi porsi investasinya pada saham dan reksadana kemungkinan besar menjadi pemicu aksi jual di market,” katanya kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Seperti diketahui, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR pada Selasa (29/3/2021) kemarin, pihak BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksadana untuk menekan risiko penurunan harga di pasar, yang digadang-gadang menjadi penyebab unrealized loss.
Adapun berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen.
Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan saham LQ45 dan sisanya pernah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung.