Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Kembali Terkoreksi, Sempat Tinggalkan Level US$60

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak bulan Mei 2021 terpantau sempat turun meninggalkan level harga US$60 sebelum kembali ke kisaran US$60,01 per barel atau terkoreksi 1,59 persen
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia terkoreksi seiring dengan sikap pelaku pasar yang mempertimbangkan dampak kebijakan lockdown lanjutan terhadap permintaan minyak dunia jelang pertemuan kebijakan OPEC+

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (29/3/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak bulan Mei 2021 terpantau sempat turun meninggalkan level harga US$60 sebelum kembali ke kisaran US$60,01 per barel atau terkoreksi 1,59 persen

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Mei 2021 sempat anjlok hingga 1,41 persen ke posisi US$63,66 per barel.

Harga minyak mentah dunia tengah bergerak fluktuatif selama beberapa waktu belakangan, dengan harga minyak jenis WTI yang naik-turun pada pekan lalu.  Salah satu sentimen yang memicu penurunan harga minyak dunia adalah kemacetan pada Terusan Suez.

Berdasarkan perusahaan penyedia jasa maritim Inchape, Kapal Ever Given yang menyebabkan kelumpuhan pelayaran di Terusan Suez kini telah berhasil diapungkan kembali. Meski demikian, kabar terkait pembukaan kembali perlintasan ini belum dapat dipastikan.

Pelaku pasar juga memantau kabar terbaru dari peluncuran kontrak minyak berjangka terbaru di Abu Dhabi. Hal ini dilakukan untuk membentuk kontrak acuan regional terbaru di wilayah Timur Tengah.

Adapun pergerakan minyak dunia juga masih berpeluang mencatatkan rekor kenaikan positif slama empat kuartal beruntun pada akhir pekan mendatang. Tren ini salah satunya ditopang oleh kebijakan pembatasan produksi yang dilakukan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (The Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan sekutunya atau OPEC+.

Selain itu, pasar juga tengah dibayangi optimisme yang cukup tinggi terkait prospek pemulihan permintaan minyak global. Hal ini diprediksi akan terjadi segera setelah vaksin virus corona sukses didistribusikan ke seluruh dunia.

Kendati demikian, tren koreksi harga selama tiga pekan belakangan pada minyak jenis WTI mengancam performa harga minyak dunia. Tren tersebut memunculkan spekulasi bahwa OPEC+ akan mulai menambah pasokan minyak global pada pertemuan 1 April mendatang.

Founder Vanda Insights Vandana Hari mengatakan, perdagangan minyak dunia kemungkinan masih akan cukup fluktuatif mendekati pertemuan OPEC+. Menurutnya, kemacetan di Terusan Suez, ketidakpastian terhadap kebijakan OPEC+, serta prospek permintaan yang masih menimbulkan tanda tanya akan menjadi sentimen utama.

“Kami tidak dapat melihat bagaimana OPEC+ atau Arab Saudi dapat memasok lebih banyak minyak lagi ke pasar setelah tekanan yang terjadi terhadap minyak selama dua pekan terakhir,” katanya dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper