Bisnis.com, JAKARTA – Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menyebut permintaan semen pada awal tahun ini didominasi oleh permintaan para pengembang properti dan residensial.
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menjelaskan penjualan semen secara nasional tumbuh untuk pertama kalinya pada Februari 2021 sejak pandemi merebak tahun lalu.
“2—3 pekan pertama Maret ini juga kelihatannya positif dibandingkan tahun lalu. Dominasinya banyak di properti, properti sudah mulai bergeliat,” kata Christian dalam paparan publik, pekan lalu.
Christian mengapresiasi sejumlah stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk sektor properti, mulai dari insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga DP nol persen.
Hal itu disebut mendorong minat masyarakat untuk membeli rumah lagi, setelah sempat menahan konsumsi pada masa pandemi 2020.
Kendati permintaan dari properti mulai bergairah, emiten dengan kode saham INTP ini menyebut permintaan dari proyek infrastruktur belum terlihat.
Baca Juga
Adapun, proyek infrastruktur biasanya juga berkontribusi atas penjualan semen yang lebih besar.
Christian menyebutkan penjualan semen curah milik perseroan pada Februari 2021 masih tumbuh negatif hingga dobel digit sebesar -13,7 persen. Di sisi lain, permintaan semen kantong yang biasa digunakan pengembang properti membaik dengan pertumbuhan 5,9 persen.
“Yang mendominasi adalah semen kantong, artinya residensial dan ritel yang naik tapi proyek infrastruktur kelihatannya stagnan dan tertunda. Saya berharap setelah Idulfitri, proyek besar mulai berjalan,” tutur Christian.
INTP itu mencatat total penjualan semen perseroan mencapai 1,2 juta ton pada Februari.
Realisasi itu turun 8,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan turun 11,1 persen secara bulanan (month-on-month/MOM).
Volume penjualan dari produsen semen Tiga Roda ini pun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan semen secara nasional yang tumbuh positif secara tahunan.
Data Asosiasi Semen Indonesia menunjukkan konsumsi semen di Pulau Jawa yang menjadi pangsa pasar terbesar INTP masih turun 5,5 persen secara tahunan menjadi 2,41 juta ton.
Di sisi lain, konsumsi semen di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra berkontribusi sekitar 70 persen dari total konsumsi nasional sebesar 4,63 juta ton.
ASI mendata konsumsi semen per Februari 2021 ditopang oleh konsumsi sektor properti seperti rumah tapak maupun apartemen. Adapun, konsumsi semen bidang properti pada bulan kedua 2021 naik 6 persen secara tahunan.