Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat credit default swap Indonesia cenderung stabil sepanjang tahun berjalan. Sayangnya, dalam periode yang sama investor asing masih terus keluar dari pasar surat utang Indonesia.
Berdasarkan data worldgovernmentbonds.com, credit deafult swap (CDS) 5 tahun Indonesia per 22 Maret 2021 pagi ada di level 74,92. Posisi tersebut mengindikasikan probabilitas default atau gagal bayar sebesar 1,25 persen.
Sepanjang tahun berjalan, CDS 5 tahun Indonesia terpantau bergerak cenderung stabil, meski sempat mengalami lonjakan sebanyak dua kali di awal tahun, yakni pada 11 Januari 2021 dan 25 Januari 2021 yakni mendadak lompat ke level 171,80. Namun, selebihnya level CDS 5 tahun Indonesia bergerak di rentang 67,51—86,03.
Tingkat CDS 5 tahun Indonesia saat ini telah jauh membaik dan berada di level yang lebih rendah dibandingkan Maret tahun lalu, yang mana sempat menyentuh level 239,11.
Sementara itu, CDS 10 tahun Indonesia ada di level 139,89. Pun, sepanjang tahun berjalan persepsi risiko untuk surat utang tenor 10 tahun tersebut juga terbilang stabil dan berada di kisaran 126,54—151,85.
Pada Maret 2020 lalu, CDS 10 tahun Indonesia juga sempat ikut melonjak bahkan hingga mencapai level 399,17.
Baca Juga
Seperti diketahui, level CDS yang semakin rendah menunjukkan ekspektasi risiko investasi yang semakin rendah pula pada instrumen surat utang suatu negara, dalam hal ini untuk surat utang Indonesia dalam denominasi rupiah.
Akan tetapi, tak sejalan dengan tingkat CDS Indonesia yang telah jauh membaik di tahun ini, investor asing terpantau masih terus keluar dari pasar obligasi domestik.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 18 Maret 2021, kepemilikan nonresiden di surat berharga negara (SBN) domestik yang dapat diperdagangkan senilai Rp953,24 triliun.
Nilai tersebut turun dari posisi akhir 2020 lalu yang sebesar Rp973,91 triliun. Artinya, secara year to date (ytd) asing masih membukukan net sell Rp20,67 triliun. Ini melanjutkan tren 2020, dimana asing keluar sebanyak Rp89,38 triliun setahun.
Adapun jika dilihat dari porsi kepemilikan investor asing di SBN per 18 Maret 2021 tercatat sebesar 23,10 persen, kembali menciut dari posisi akhir 2020 lalu yang sebesar 25,16 persen.
Sebelum pandemi, kepemilikan asing di SBN domestik biasanya selalu di atas 30 persen. Sebagai perbandingan, di akhir 2019 porsi kepemilikan asing mencapai 38,57 persen.