Bisnis.com, JAKARTA - PT Mahaka Radio Integra Tbk. bakal menggenjot segmen bisnis ke konsumen (business to consumer/ B2C) sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan perseroan terhadap iklan.
CEO Mahaka Radio Integra Adrian Syarkawie menjelaskan bahwa pada tahun ini perseroan akan fokus untuk mengembangkan segmen B2C, yang masih belum berkontribusi terlalu signifikan.
Pasalnya, hingga saat ini kontributor pendapatan masih didominasi oleh segmen bisnis ke bisnis (business to business/ B2B), yaitu hingga 90 persen dari total keseluruhan pendapatan.
“Kami harapkan kontribusi B2C naik bertahap sehingga dalam lima tahun ke depan B2C bisa berkontribusi 30-35 persen terhadap total keseluruhan pendapatan. Jadi, ketergantungan MARI terhadap iklan tidak 100 persen lagi,” ujar Adrian, Selasa (16/3/2021).
Adapun, emiten berkode saham MARI itu telah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi untuk mengembangan segmen B2C antara lain MARI Institute, platform konten audio Noice, jasa konser virtual, Talent Management, dan ritel.
Untuk Noice, melalui anak usahanya PT Mahaka Digital Inovasi, perseroan telah mendapatkan sinyal kuat dari 4 perusahaan modal ventura untuk memperkuat teknologi platform konten audio itu.
Dua dari 4 perusahaan itu, adalah Alpha JWC dan Grup Kynesis yang telah memberikan komitmen untuk mengubah convertible loan menjadi ekuitas atas anak usaha itu. Sementara itu, dua perusahaan lainnya masih dalam proses sehingga tidak bisa disebutkan terlebih dahulu.
Untuk diketahui, Alpha JWC merupakan salah satu investor di Kopi Kenangan sedangkan Grup Kynesis turut menyertakan modal di start up Wahyoo.
Selain itu, Adrian juga mengungkapkan bahwa perseroan tengah menyiapkan joint venture (JV) dengan mitra strategis untuk mengembangkan perusahaan jasa konser virtual untuk musisi lokal hingga internasional.
Dia menjelaskan penanaman modal dasar atas JV tersebut nantinya mungkin tidak akan besar, tetapi secara prospek ke depan bisnis ini akan semakin baik seiring dengan implementasi dunia digital.
Kendati demikian, perseroan belum menyebutkan secara detil mitra dan nilai atas rencana JV baru tersebut.
“Tahun lalu untuk performa MARI, secara garis besar industri media terkena dampak pandemi Covid-19. Sebagai salah satu upaya pemulihan kinerja, makanya kami melakukan hal inovasi menuju ke B2C tidak hanya bergantung terhadap B2B,” papar Adrian.