Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tertekan US Treasury, Rekomendasi Saham PTBA, BMRI, JPFA

Jika yield obligasi AS terus menanjak naik maka bisa berpeluang menghantam IHSG cukup keras.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan mulai tertekan aksi profit taking pada Senin (15/3/2021). Investor pun dipastikan perlu memperhatikan tawaran yield obligasi AS yang akan membuat investor asing keluar dari Indonesia.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan setelah selama sepekan IHSG menguat sebesar 1,07 persen tetapi disertai net sell investor asing sebesar Rp2,37 triliun.

"Di awal pekan dan di hari-hari mendatang investor lebih sangat perlu memperhatikan gerakan dari yield obligasi AS tenor 10 tahun yang saat ini sudah berada di level 1,635 persen karena bukan hal mustahil jika yield obligasi AS terus menanjak naik, katakan mencapai 2 persen-2,5 persen, maka bisa berpeluang menghantam IHSG cukup keras dan mengirimkan rupiah diatas 14.500," ujarnya dalam riset harian, Senin (15/3/2021).

Sementara itu, dia memprediksi IHSG berpeluang terpapar profit taking seiring jatuhnya indeks iShares MSCI Indonesia (EIDO) sebesar 0,69 persen, padahal pada Jumat (12/3/2021) IHSG naik cukup tajam 1,5 persen.

Selain itu, turunnya harga beberapa harga komoditas seperti minyak turun 0,70 persen, Nikel turun 1,95 persen dan Timah turun 1,22 persen di tengah rilis mengecewakannya laporan keuangan emiten seperti TINS atau ARTO padahal harga sahamnya sudah naik puluhan bahkan ratusan persen.

"Sehingga muncul pertanyaan, dengan alasan apakah saham tersebut naik atau lebih spesifik siapakah yang mengerek naik alias menggoreng saham-saham tersebut mengacu kinerja yang mengecewakan tersebut?," urainya.

Dia memproyeksikan indeks komposit akan bergerak di rentang support dan resistance 6.307-6.401. Edwin merekomendasikan beli untuk sejumlah saham berikut, yakni LSIP, JSKY, SMRA, TOWR, BMRI, SSIA, PTBA, JPFA, HRUM, AALI, PWON, DEAL.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper