Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT Mandiri Manajemen Investasi menargekan IHSG akan berada pada level 6.600—6.800 pada akhir 2021.
CIO Mandiri Manajemen Investasi Ali Yahdin Saugi mengatakan target IHSG itu mencerminkan potensi upside sekitar 5-8 persen dari level saat ini.
“Kami mempunyai target IHSG di kisaran 6.600-6.800 berdasarkan fundamental. Valuasi ini berada di sekitar +1 Standar Deviasi dengan implied bond yield 6,4 persen,” tutur Ali Yahdin, pekan lalu.
Adapun, pada akhir perdagangan Jumat (12/3/2021), IHSG ditutup naik 1,49 persen menjadi 6.358. Sejak awal tahun, indeks tumbuh 6,34 persen dengan catatan aksi beli (net buy) investor asing senilai Rp12,79 triliun.
Ali Yahdin optimistis tahun ini bakal lebih baik dibandingkan dengan 2020 walaupun ada tantangan dari kenaikan imbal hasil Obligasi AS bertenor 10 tahun atau yield Treasury AS.
Pasalnya, tahun ini pertumbuhan pendapatan per saham (EPS) ditaksir mencapai 40 persen - 45 persen karena kompensasi dari minus yang cukup dalam pada tahun lalu.
Di sisi lain, harapan melantainya perusahaan rintisan berskala besar juga disebut membawa angin segar untuk pasar saham Indonesia.
“Memang kelihatannya di level sekarang upside IHSG agak terbatas. Tapi kami belum price in adanya IPO teknologi dan juga keberhasilan omnibus law serta kehadiran Lembaga Pengelola Investasi [LPI] yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ke depan,” terang Ali Yahdin.
Dilihat dari perhitungan kasar, lanjut Ali Yahdin, keberadaan 7 perusahaan start-up di lantai bursa bakal memompa kapitalisasi pasar IHSG sekitar 6,6 persen. Adapun, valuasi dari ketujuh perusahaan teknologi itu diperkirakan mencapai Rp460 triliun.
Mandiri Manajemen Investasi menunjuk perbankan, properti, peritel, dan telekomunikasi sebagai sektor menarik yang dapat dicermati.
Menurut Ali Yahdin, perbankan masih akan menjadi tenaga penggerak IHSG selama rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) stabil dan kesuksesan program vaksin dapat memulihkan permintaan yang akan mendorong kinerja emiten properti dan peritel.
Sementara itu, sektor telekomunikasi yang saat ini tengah dalam konsolidasi dalam rangka perbaikan industri juga membuatnya semakin menarik.