Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten media milik Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) masih direkomendasikan beli dengan prospek peningkatan pendapatan pada 2021.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny mengungkapkan inisiatif digital tetap menjadi titik vokal pertumbuhan perseroan, bersama dengan inisiatif eTVmall yang secara langsung dapat mencerminkan pemirsa yang bergeser menjadi pembeli.
"Pendapatan media sosial dari YouTube, Facebook dan TikTok, yang terakhir menjadi tambahan terbaru untuk berkontribusi adalah bisnis margin tinggi. Subscriber RCTI + terus meningkat berkat pertunjukan bakat melalui platform dan agregator game bekerja sama dengan Garena dan Agape untuk meningkatkan trafik pengguna," katanya dalam riset yang dikutip Kamis (11/3/2021).
Seluruh portal berita juga stabil, Okezone berada di posisi pertama, Sindonews di posisi 6, dengan Inews.id mereka berencana mengejar ketinggalan pada 2021.
Pada 2021, dia memperkirakan pertumbuhan hingga dua digit dan melampaui pesaingnya SCMA. Di balik pemulihan dan potensi kenaikan dari ledakan komoditas, BRI Danareksa memperkirakan pendapatan tumbuh 15 persen menjadi Rp9,2 triliun dan pertumbuhan EBITDA 18,5 persen yoy dan core profit menjadi Rp2,7 triliun tumbuh 25,3 persen. Sementara laba bersih naik 25 persen di atas 2019.
BRI Sekuritas merekomendasikan pertahankan BUY dengan TP Rp1.700. Di sisi lain, MNCN tetap murah mengingat saham ini diperdagangkan pada 6,1x PE dan EV/EBITDA 4,6x.
Terpisah, Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra menjelaskan MNCN masih memiliki faktor risiko walaupun kinerja sepanjang 2021 diperkirakan akan terus bertumbuh.
"Risikonya termasuk lebih lambatnya pertumbuhan ekonomi yang mengarah pada pengeluaran iklan yang lebih rendah, kegagalan dari inisiatif E-TV Mall, dan masalah dalam transformasi digital MNCN," katanya.
Pada September 2020, pendapatan iklan MNCN turun 12,3 persen secara tahunan, karena banyak perusahaan memilih untuk menurunkan anggaran periklanan mereka karena Covid-19. Sementara itu, pendapatan dari konten juga turun 15,5 persen tahunan. Untungnya, pendapatan iklan digitalnya naik 34 persen secara tahunan, karena permintaan yang lebih tinggi untuk iklan online.
MNCN juga telah mengembangkan model bisnis baru di FTA iklan yang disebut "E-TV Mall", di mana pemirsanya bisa membeli barang yang diiklankan menggunakan QRIS (Indonesian QR code) ditampilkan di TV mereka.
Dengan model baru, MNCN sekarang punya tiga sumber pendapatan dari bisnis FTA-nya; iklan reguler (15 detik dan 30 detik), iklan kreatif, dan E-TV Mall.
"Karena valuasinya tidak terlalu tinggi, kami rekomendasinya adalah BUY dengan TP 1.400, mencerminkan 7,7x P/E atau -1SD 5 tahun ke depan P/E band," urainya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.