Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi I perdagangan Selasa (9/3/2021), seiring dengan aksi jual investor asing.
Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG koreksi 0,13 persen atau 8,29 poin menadi 6.240,17. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak di rentang 6.216,7-6.267,42, setelah dibuka di level 6.258,67.
Terpantau 206 saham menguat, 231 saham melemah, dan 280 saham stagnan pada sesi I. Total transaksi mencapai Rp6,79 triliun, dan investor asing cenderung melakukan aksi jual dengan net sell Rp493,71 miliar.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell Rp276,8 miliar. Saham BBCA turun 1,12 persen menjadi Rp33.225.
Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga dijual asing dengan net sell Rp116,2 miliar. Saham BBRI koreksi 2,33 persen menuju Rp4.620.
Selanjutnya, saham emiten logam PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga mencatatkan net sell masing-masing Rp80,5 miliar dan 28,2 miliar. Saham INCO turun 2,48 persen ke Rp4.710, sedangkan ANTM masih menguat 1,32 persen menuju Rp2.310.
Baca Juga
Sementara itu, saham PT Verena Multifinance Tbk. (VRNA) dan PT Sekar Laut Tbk. (SKLT), PT Arthavest Tbk. (ARTA), PT Diagnos Laboraturium Tbk. (DGNS), dan PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) menjadi top leaders penguatan saham sesi I, masing-masing naik 34,81 persen, 24,84 persen, 24,71 persen, 24,5 persen, dan 23,47 persen.
Saham PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM), PT Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR), PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), PT Indointernet Tbk. (EDGE), dan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. (TFCO) menjadi penekan utama indeks, dengan penurunan masing-masing 6,99 persen, 6,96 persen, 6,94 persen, 6,93 persen, dan 6,92 persen.
Sebagai informasi, ABBA merupakan Grup Mahaka milik Erick Thohir. Adapun, BSIM merupakan entitas bisnis Grup Sinar Mas milik keluarga konglomerat Eka Tjiptawidjaja.
Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan IHSG berpeluang melemah pada hari ini seiring dengan naiknya yield obligasi AS dan telah berimbas pada penurunan performa indeks di AS. Koreksi pada pasar saham AS juga berimbas pada pasar komoditas.
“Kombinasi dari turunnya sebagian indeks di Wall Street, kejatuhan komoditas, pelemahan, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, dan naiknya yield obligasi baik di AS dan Indonesia membuat IHSG agak sulit bernafas dan berpeluang kembali dilanda tekanan jual pada hari ini,” papar Edwin dikutip dari riset hariannya, Selasa (9/3/2021).