Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah Sesi I, Beda Nasib Saham Erick Thohir dan Sinar Mas

Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG koreksi 0,13 persen atau 8,29 poin menadi 6.240,17. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak di rentang 6.216,7-6.267,42.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren pelemahan pada sesi I perdagangan Selasa (9/3/2021), meskipun sempat mengalami penguatan.

Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG koreksi 0,13 persen atau 8,29 poin menadi 6.240,17. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak di rentang 6.216,7-6.267,42, setelah dibuka di level 6.258,67.

Terpantau 206 saham menguat, 231 saham melemah, dan 280 saham stagnan pada sesi I.

Saham PT Verena Multifinance Tbk. (VRNA) dan PT Sekar Laut Tbk. (SKLT), PT Arthavest Tbk. (ARTA), PT Diagnos Laboraturium Tbk. (DGNS), dan PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) menjadi top leaders penguatan saham sesi I, masing-masing naik 34,81 persen, 24,84 persen, 24,71 persen, 24,5 persen, dan 23,47 persen.

Sementara itu, saham PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM), PT Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR), PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), PT Indointernet Tbk. (EDGE), dan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. (TFCO) menjadi penekan utama indeks, dengan penurunan masing-masing 6,99 persen, 6,96 persen, 6,94 persen, 6,93 persen, dan 6,92 persen.

Sebagai informasi, ABBA merupakan Grup Mahaka milik Erick Thohir. Adapun, BSIM merupakan entitas bisnis Grup Sinar Mas milik keluarga konglomerat Eka Tjiptawidjaja.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan IHSG berpeluang melemah pada hari ini seiring dengan naiknya yield obligasi AS dan telah berimbas pada penurunan performa indeks di AS. Koreksi pada pasar saham AS juga berimbas pada pasar komoditas.

“Kombinasi dari turunnya sebagian indeks di Wall Street, kejatuhan komoditas, pelemahan, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, dan naiknya yield obligasi baik di AS dan Indonesia membuat IHSG agak sulit bernafas dan berpeluang kembali dilanda tekanan jual pada hari ini,” papar Edwin dikutip dari riset hariannya, Selasa (9/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper