Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (5/3/2021) dengan pelemahan 0,27 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 38,5 poin atau 0,27 persen ke level Rp14.305 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,117 poin atau 0,13 persen ke level 91,74.
Sepanjang pekan ini, nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan. Setelah ditutup di level Rp14.255 pada Senin (1/3/2021) lalu, mata uang garuda sempat menembus level Rp14.325 pada penutupan perdagangan hari Selasa (2/3/2021).
Nilai tukar kemudian sempat kembali menguat pada perdagangan Rabu (3/3/2021) pada level Rp14.245 sebelum terkoreksi pada Kamis (4/3/2021) kemarin pada kisaran Rp14.267 per dolar AS. Secara kumulatif dalam sepekan terakhir rupiah melemah 0,49 persen.
Analis Capital Futures Wahyu Laksono memaparkan, penyebab pergerakan negatif rupiah selama sepekan adalah kecemasan pelaku pasar terhadap paket stimulus AS. Gelontoran paket stimulus dari Presiden AS, Joe Biden dinilai akan memicu kenaikan inflasi.
Selain itu, lonjakan imbal hasil obligasi AS (US Treasury) yang sempat mencapai kisaran 1,5 persen juga kian menekan nilai tukar rupiah. Hal tersebut membuat daya tarik pasar AS lebih tinggi di mata para investor.
Baca Juga
“Pelaku pasar akan cenderung masuk ke pasar AS sehingga melemahkan nilai mata uang emerging market seperti Indonesia,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/3/2021).
Dari dalam negeri, kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) cenderung mengarah pada pelemahan rupiah. Kebijakan pemangkasan suku bunga acuan lebih lanjut untuk memulihkan ekonomi Indonesia, lanjut Wahyu, akan berimbas pada nilai tukar rupiah yang sulit menguat.
Wahyu memaparkan, pergerakan nilai tukar rupiah pada pekan depan juga belum akan banyak berubah. Menurutnya, kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan inflasi akan semakin besar seiring dengan proses voting paket stimulus tersebut dalam waktu dekat.
Ia melanjutkan, level Rp14.200 masih akan menjadi titik terdekat pergerakan rupiah untuk pekan depan. Wahyu memprediksi, nilai tukar rupiah minggu depan akan bergerak di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.400
“Level Rp14.200 masih menjadi magnet, memang saat ini nilai rupiah sedang mencoba naik melebihi Rp14.300," katanya
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal. Menurutnya, tren kenaikan imbal hasil obligasi AS masih akan menekan pergerakan nilai rupiah pada pekan depan.
Meski demikian, Faisal memperkirakan pelemahan yang terjadi pada pekan depan tidak akan terlalu signifikan. Hal tersebut didukung oleh sentimen dalam negeri berupa jumlah cadangan devisa (cadev) Indonesia yang cukup besar.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi devisa Indonesia pada akhir Februari 2021 mencapai US$138,8 miliar. Posisi tersebut meningkat dari posisi pada akhir Januari 2021 yang sebesar US$138,0 miliar. Faisal memprediksi, nilai tukar rupiah pada minggu depan akan berada di level Rp14.250 hingga Rp14.300 per dolar AS.
Menurut Faisal, tingginya cadev Indonesia akan mampu membantu mengimbangi sentimen pemberat pergerakan rupiah. Hal tersebut akan berdampak pada kecilnya ruang pelemahan rupiah pada pekan depan.
“BI juga tidak akan membiarkan nilai rupiah melemah secara signifikan. Mereka pasti telah memiliki langkah-langkah intervensi yang disiapkan,” pungkasnya.