Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Potensi 'Nyangkut', Investor Diminta Waspada Terhadap Saham Bank Mini

Saham bank mini melonjak ratusan persen, dipicu aksi akuisisi untuk mengembangkan bank digital. Potensi risiko menganga seiring dengan kenaikan harga yang tajam.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten perbankan dengan kapitalisasi mini masuk ke jajaran top gainers indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang Februari 2021. Investor diminta waspada, tren ini bisa membuat investor terkena saham 'nyangkut'.

Sejumlah saham yang menjadi jajaran top gainers Februari 2021 banyak diisi oleh saham-saham perbankan kecil. Pemimpin penguatan harga saham yakni PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. (BANK) yang meningkat 1.880,58 persen atau naik 22,692 poin ke level 2040.

Menyusul BANK, ada PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) yang naik 333,66 persen, PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang meningkat 305,21 persen. Selain itu, emiten perbankan kecil lainnya yakni PT Bank Artha Graha International (INPC) yang naik 196,88 persen, dan PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) yang naik 185,51 persen.

Emiten perbankan lainnya yang mencatatkan kenaikan harga saham mentereng, diantaranya PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) naik 156,13 persen, Bank Victoria International Tbk. (BVIC) naik 134,55 persen, PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI) naik 129,63 persen.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan kenaikan harga saham emiten-emiten perbankan BUKU I dan II ini akibat sedang tren para perusahaan rintisan unicorn yang membeli perbankan guna mendukung ekspansi usaha.

"Untuk saham bank kecil, saat ini sedang ada tren para unicorn dengan produk dompet digital untuk membeli bank guna mendukung ekspansi usahanya dan yang dibeli adalah bank-bank kecil yang akan ditransformasi menjadi bank digital," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (26/2/2021).

Oleh karena itu, ketika ada rumor mengenai bank kecil yang diakuisisi unicorn, bank tersebut akan diburu oleh investor karena jika berkaca pada akuisisi Bank Jago Tbk. mencapai level 2 kali nilai buku saat itu. 

Sayangnya, Wawan menilai bank digital adalah proyek jangka panjang karena untuk sosialisasi pasti membutuhkan banyak strategi termasuk urusan 'bakar duit' dengan fokus menambah jumlah pengguna. 

"Dengan demikian, apabila investor masuk ke saham bank digital dengan harapan pendapatannya akan besar dalam jangka pendek mungkin harus dianalisa kembali," tuturnya.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan penyebab menterengnya harga saham emiten perbankan kecil karena sentimen bank digital, sehingga semua bank kecil dianggap mendapat sentimen positif.

"Sentimen ini masih bisa berlanjut, tapi saya kira tidak lama ya, karena profit taking itu pasti ada, apalagi saham-saham itu penguatannya sudah ratusan persen," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper