Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menargetkan pendapatan dari sektor angkutan kargo dapat berkontribusi hingga 30 persen di kondisi normal setelah pandemi Covid-19. Sebanyak 2 unit pesawat Airbus pun disulap menjadi angkutan kargo.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan pengangkutan kargo telah memberikan kesempatan bagi emiten bersandi GIAA ini untuk terlibat dalam aktivitas UMKM dan pemulihan ekonomi di daerah.
Sejumlah pemerintah daerah telah melakukan kerja sama ekspor langsung ke negara tujuan produk daerahnya seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Padang, dan Jawa Barat.
"Dari interaksi pemilik kebun dan pedagang kami temukan potensi itu besar karena selama ini tak pernah digarap, karena maskapai menentukan rute semaunya maskapai. Hari ini banyak interaksi dengan pelanggan mereka minta langsung dan langsung kami sediakan, ini meningkatkan pendapatan langsung bagi Garuda dan pemilik produk," ujarnya dalam sesi wawancara virtual, Rabu (24/2/2021).
Irfan menjelaskan pendapatan dari lini bisnis kargo sebelum pandemi hanya berkisar 10 persen dari total pendapatan. Namun, di kala pandemi Covid-19, pendapatan dari lini bisnis ini dapat berkisar 30 persen, bahkan ketika sepi penumpang pendapatan dari lini bisnis ini dapat meningkat hingga 70 persen.
"Ini memang kalau kondisi normal di angka 10 persenan, selama pandemi malah 30 persen, bahkan di beberapa waktu 70 persen. Ke depan, di kondisi normal bisnis kargo kami upayakan bisa 30-40 persen, ada sedikit shifting kami fokus sediakan kapal khusus kargo," paparnya.
Baca Juga
Dia menyebut pada Maret 2021, GIAA akan rampung mengonversikan 2 unit pesawat Airbusnya menjadi khusus kargo dengan daya tampung hingga 50 ton. Dengan demikian, lini bisnis ini dapat tergarap dengan lebih optimal.
GIAA mengharapkan agar para pengusaha di daerah yang memiliki komoditas untuk diantar ke negara tujuan dapat menjadi pelanggan angkutan kargonya. Dengan demikian, pengiriman ekspor dapat langsung diberangkatkan tanpa perlu mampir ke berbagai daerah lain.
Irfan mencontohkan penerbangan Manado menuju Narita atau Indonesia ke Jepang langsung ternyata lebih murah, sehingga dapat memberikan harga yang lebih baik bagi pelanggan. Selain itu, pembukaan rute dari Padang ke China pun membuat volume ekspor Manggis meningkat dari yang hanya 2 ton menjadi 30 ton.
"Saya tidak menafikan ke depan akan memperbesar fokus kami di kargo, sehingga kita punya banyak pelanggan dalam bentuk UMKM, kami mendorong bisnis kargo baru dan mengarah UMKM," katanya.