Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstituen indeks IDX High Dividend 20 (IDX HIDIV2020) kian menarik untuk dikoleksi jelang musim laporan keuangan dan pembagian dividen.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan 20 konstituen indeks tersebut kian menarik untuk dikoleksi dalam jangka pendek untuk mendapatkan dividen dari hasil kinerja perusahaan pada 2020.
"Setelah pengumuman dividen ini investor bisa mulai membeli saham-saham tersebut, jika tujuannya untuk trading mereka bisa menjual saat expire date agar capital dan dividen bisa diperoleh sekaligus," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/2/2021).
Di sisi lain, saham-saham emiten yang biasa royal dalam membagikan dividen juga tetap menarik untuk disimpan lebih lama terutama bagi investor yang memang mencari keuntungan dari pembagian dividen.
"Kalau ingin disimpan lebih lama sebagai saham khusus untuk dividen juga bisa. Saham-saham dalam indeks IDX Hi Dividend 20 ini bisa dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang," katanya.
Dia merekomendasikan dua emiten dari indeks IDX HIDIV 20, yakni PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan rekomendasi buy untuk kedua saham tersebut. Adapun, target harga atau target price (TP) KLBF di level 1.700 dan PTBA di level 2.800.
Baca Juga
Sementara itu, Kalbe Farma menyatakan kebijakan dividen perseroan tidak akan mengalami perubahan kendati kinerja perseroan tahun lalu cukup tertekan akibat dampak pandemi Covid-19. Rasio pembayaran dividen akan dipertahankan di kisaran 45 persen hingga 55 persen.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernardus Karmin Winata mengatakan pendapatan perseroan sepanjang 2020 diproyeksi tumbuh 2 persen. Dia menambahkan, perseroan tetap bersyukur di tengah situasi pandemi yang serba sulit, perseroan mampu mencatat pertumbuhan kinerja.
“Kalau melihat keadaan makro di Indonesia yang kemungkinan growth negatif, saya perkirakan Kalbe tumbuh sekitar 2 persen dan kita sangat bersyukur,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Emiten bersandi saham KLBF itu belum merilis laporan tahunan 2020 karena masih dalam proses penyusunan. Namun, kinerja KLBF tahun lalu bisa tergambar pada periode sembilan bulan 2020.
Per akhir September 2020, Kalbe Farma mencatat pertumbuhan pendapatan 1,6 persen secara tahunan menjadi Rp17,09 triliun. Adapun laba bersih naik 5,84 persen ke posisi Rp2,03 triliun.
“Untuk 2020 kemungkinan bottom line [laba bersih] tumbuh sekitar 7,8,9 persen. Dividend policy kita sama, payout ratio 45 persen sampai 55 persen,” jelas Bernardus.
Untuk diketahui, KLBF merupakan salah satu emiten yang dikenal royal membagikan dividen kepada pemegang saham. Sejak 2009 hingga 2019, rasio pembayaran dividen berkisar 26 persen hingga 37,3 persen.
Pada 2020, KLBF membagikan 37,3 persen laba tahun buku 2019 sebagai dividen kepada pemegang saham. Dividen yang dibagikan setara Rp20 per saham.