Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) diperkirakan mendapat sentimen dari rencana kerja sama dengan Tesla soal pengembangan baterai lithium dan pabrik energy storage system (ESS).
Pada penutupan perdagangan Jumat (5/2/2021), saham ANTM menguat 10,83 persen ke level Rp2.660. kapitalisasi pasar Rp63,92 triliun dan price to earning ratio (PER) 57,36 kali.
Dalam publikasi risetnya, tim analis MNC Sekuritas merekomendasikan Buy on Weakness terhadap saham ANTM hari ini, Senin (8/2/2021). ANTM ditutup menguat signifikan sebesar 10,8 persen ke level 2,660 pada perdagangan Jumat lalu (5/2).
"Kami perkirakan pergerakan ANTM merupakan bagian dari wave [b] dari wave 4. Hal tersebut berarti, ANTM masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya," paparnya.
Buy on Weakness saham ANTM di level 2,400-2,600, dengan target harga 2,750, 2,900. Stoploss saham ANTM jika tembus 2,070.
Sebelumnya diinformasikan sejumlah perusahaan BUMN termasuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan membahas rencana investasi Tesla dalam pembangunan pabrik energy storage system (ESS) dan baterai lithium.
Baca Juga
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan Tesla akan menggelar diskusi bersama dengan sejumlah perusahaan pelat merah untuk membahas rencana investasinya tersebut pekan depan.
Dia mengatakan bahwa perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat itu akan berdiskusi langsung dengan pemerintah dengan melibatkan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Inalum (Persero).
“Minggu depan kita akan diskusi langsung dengan mereka libatkan Antam, Inalum,” katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
ESS bekerja layaknya ‘powerbank’ raksasa yang dapat menyimpan tenaga listrik dalam skala besar, bahkan mencapai ratusan mega watt.
Septian menjelaskan ESS tersebut akan digunakan Tesla sebagai pembangkit peaker untuk membantu pembangkit-pembangkit listrik saat konsumsi sedang dalam puncaknya.
Nantinya, investasi Tesla di Indonesia ini tidak hanya sebatas kerja sama untuk memasok bahan baku. Tesla dan Indonesia juga akan memasok ESS ke sejumlah negara lain.
“Yang jelas mereka kalau hanya mengambil bahan baku kita gak tertarik, kalau hanya mau ambil bahan baku kita enggak atraktif menurut kita, tapi detail belum bisa disampaikan,” ungkapnya.
Disclaimer : Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.