Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas saham pertambangan batu bara berhasil melenggang di zona hijau seiring dengan kenaikan harga batu bara.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) untuk periode Februari 2021 ditetapkan sebesar US$87,79 per ton atau menguat 15,7 persen daripada bulan sebelumnya sebesar US$75,84 per ton.
Dengan demikian, HBA telah naik selama lima bulan berturut-turut sejak Oktober 2020.
Di pasar global, pada penutupan perdagangan Kamis (4/2/2021) harga batu bara Newcastle untuk kontrak Maret 2021 menguat 1,07 persen ke posisi US$80,45 per ton. Dalam tiga bulan perdagangan terakhir, harga telah naik 30,71 persen, walaupun sepanjang tahun berjalan 2021, harga terkoreksi 1,07 persen.
Kenaikan harga emas hitam itu berhasil mengerek kinerja saham batu bara. Pada perdagangan Jumat (5/2/2021) hingga pukul 14.00 WIB, penguatan saham sektor itu dipimpin oleh saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang naik 8,93 persen ke posisi Rp62 per saham, disusul saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) menguat 3,91 persen ke posisi Rp23.250.
Selain itu, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) juga tidak ketinggalan ikut menguat 3,51 persen, saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) naik 3,43 persen, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) naik 3,23 persen, dan saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) naik 1,65 persen.
Baca Juga
Saham batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) pun menguat 1,38 persen.
Di sisi lain, saham kontraktor pertambangan seperti PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) dan PT Petrosea Tbk. (PTRO) ikut tersulut sentimen. DOID berhasil naik 1,96 persen, sedangkan PTRO naik 1,09 persen.