Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mencatatkan lonjakan volume ekspor pada Januari 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan volume pengiriman ekspor perseroan pada Januari 2021 sebesar 31,76 kiloton. Realisasi itu naik signifikan dibandingkan pengiriman ekspor pada Januari 2020 yang sebesar 830,97 ton.
“Sebuah awal yang baik untuk peningkatan kinerja penjualan di 2021,” kata Silmy ketika mengirimkan ekspor baja perdana pada hari ini, Senin (1/2/2021), untuk negara tujuan Malaysia.
Adapun, pengiriman perdana ekspor tahun ini terdiri dari produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO). Proses pengiriman itu dilakukan melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten.
Selain Malaysia, emiten dengan kode saham KRAS ini juga akan mengekspor produknya ke Australia dan Eropa khususnya Italia dan Spanyol.
Silmy menyebut produk yang dikirimkan berbeda-beda tergantung dengan permintaan spesifikasi dari pembeli. Namun, mayoritas produk KRAS akan digunakan untuk General Structure dan pipa/tube di negara tujuan.
Baca Juga
Misalnya produk yang akan dikirimkan ke Australia akan berbeda dengan yang diminta Malaysia. Untuk Australia, KRAS akan mengekspor HRP dan untuk Italia-Spanyol akan dikirimkan HRC.
“Manajemen Krakatau Steel telah memanfaatkan kondisi pandemi sebagai peluang untuk masuk ke pasar ekspor yang saat ini terbuka. Kesempatan ini disebabkan karena terjadinya masalah pada supply chain pasar baja dunia,” jelas Silmy.
Di sepanjang 2020, KRAS membukukan volume penjualan ekspor sebesar 128,34 kiloton atau sekitar 12 persen dari total volume penjualan tahun lalu sebesar 1.603,73 kiloton.
Untuk tahun ini, perseroan menargetkan volume penjualan dapat digenjot hingga 2.040 kiloton dengan target ekspor sebesar 155 kiloton atau meningkat 17,20 persen dibandingkan akhir 2020.
Dalam laporan keuangan per September 2020, KRAS membukukan pendapatan US$938,79 juta. Nilai itu menurun 10,85 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,05 miliar.
Dengan perhitungan kurs pada 30 September 2020 senilai Rp14.918 per dolar AS, pendapatan itu setara dengan Rp14 triliun, turun dari sebelumnya Rp14,64 triliun (kurs September 2019 Rp13.901 per dolar AS).
Sementara itu rugi bersih KRAS mengempis menjadi US$27,39 juta atau Rp408,69 miliar. Nilai itu menurun dari rugi bersih US$211,91 juta atau Rp2,94 triliun.