Bisnis.com, JAKARTA – Pasar perdana dinilai lebih aman ketimbang pasar sekunder bagi investor ritel yang ingin mengakumulasikan saham dari emiten yang baru melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan saham IPO yang baru diperdagangkan cenderung memiliki risiko tinggi karena harga bisa naik/turun signifikan.
“Kalau untuk ikut yang IPO, lebih aman masuk di pasar perdana. Ketika sudah listing dan ditransaksikan di pasar sekunder risikonya terlalu tinggi,” kata Alfred kepada Bisnis, Minggu (31/1/2021).
Melihat selama 2—3 tahun terakhir, saham-saham yang baru IPO terpantau bisa naik dan turun dalam level di luar kewajaran.
Misalnya saja harga saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang meroket 1.261,90 persen menjadi Rp7.150 per Jumat (29/1/2021) sejak dicatatkan pada 6 Januari 2021.
Saham ini pun telah terkena suspensi dari BEI, untuk memberikan waktu kepada investor sebelum memutuskan berinvestasi.
Baca Juga
Adapun, kenaikan harga tesebut dinilai Alfred terjadi bukan karena di-pump oleh segelintir pihak. Namun lebih kepada jumlah saham yang ditawarkan kepada publik lebih sedikit dan tidak dapat memenuhi permintaan yang tinggi.
“Lebih kepada faktor supply yang tidak ada, yang selalu menjadi tanggapan pasar itu terkait dengan IPO 2-3 tahun terakhir yang naik kencang di atas harga IPO memang pendistribusiannya tidak normal,” jelas Alfred.