Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandu Sjahrir Terpental dari Bursa Direksi INA, Ini 3 Calon CEO SWF

Dengan ditetapkan pengawas lembaga investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF), keputusan dewan direksi berada di tangan mereka. Ada tiga nama yang lolos dalam jajaran direksi INA. Berikut ini nama-namanya.
Menko Marves Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bertemu perwakilan pebisnis Jepang dalam rangka memperkenalkan Indonesian Investment Authority./KBRI Tokyo
Menko Marves Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bertemu perwakilan pebisnis Jepang dalam rangka memperkenalkan Indonesian Investment Authority./KBRI Tokyo

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melantik Dewan Pengawas Indonesia Investment Authority (INA) pekan ini. Dengan ditetapkan pengawas lembaga investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF) tersebut, keputusan dewan direksi berada di tangan mereka.

Seperti diketahui, dewan pengawas INA terdiri dari dua unsur pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir, serta tiga unsur swasta, Haryanto Sahari, Darwin Cyril Noerhadi, dan Yozua Makes.

Dewan pengawas yang diketuai Menteri Keuangan Sri Mulyani itu akan menetapkan CEO INA dari tiga orang yang lolos dewan direksi.  Menurut informasi yang diterima Bisnis, tiga orang kandidat yang lolos sudah menghadap Presiden Jokowi.

"Dua hari yang lalu sudah bertemu dengan Presiden," ujar sumber tersebut, Rabu (28/1/2021) malam.

Ketiga nama yang lolos adalah Tigor Siahaan, Ridha Dm. Wirakusumah, dan Arief Budiman. Keponakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Pandu Sjahrir, terpental dari bursa kursi direksi INA.   

Pandu gagal melaju jadi eksekutif di SWF Indonesia itu bersama kandidat lain, seperti Presiden Direktur PT Indika Energy Arsjad Rasjiddan Presiden Direktur PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia Rizal Gozali.

Isyarat gagal menduduki kursi dewan direksi telah disampaikan oleh Pandu pada Rabu (27/1/2021). "Bukan saya. Saya bantu di belakang," ujarnya kepada Bisnis

Menurut informasi Bisnis, Pandu sempat malang melintang membantu promosi SWF Indonesia di sejumlah negara sebelum lembaga ini bergulir. Pandu mengaku tidak masalah meski tidak menjadi eksekutif di INA. 

Dia sendiri sempat menyebutkan nama yang dinilai cakap menjadi CEO di INA. "Semoga Arief. Dia pinter," ujarnya singkat.

Bisnis mencoba mengonfirmasi Tigor Siahaan dan Ridha mengenai penunjukan tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan belum merespons. Berikut profil calon direksi INA tersebut:

Ridha Wirakusumah
Ridha adalah jebolan Bachelor dan MBA dari Ohio University. Dia menyabet gelar doktor dari City University of Hong Kong.
Nama Ridha mulai mencuat saat ditunjuk menjadi dirut PT Bank Internasional Indonesia Tbk. pada 2009-2011.

Dia diberi mandat oleh Maybank Group asal Malaysia untuk bersih-bersih aset bermasalah selepas dibeli dari Temasek Group.

Selanjutnya, Ridha berkarir di KKR & Co. Inc pada 2011-2014. Dia kemudian kembali menjadi bankir dengan menjabat kursi dirut PT Bank Permata Tbk. sejak 2016 hingga sekarang.

Tigor Siahaan
Tigor saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Dia diberi mandat oleh CIMB Group asal Malaysia pada 2015 hingga sekarang guna mendorong kinerja perusahaan yang sempat merosot.

Sebelum di CIMB Niaga, Tigor lama berkarir di Citibank. Dia orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Chief Country Officer Citibank Indonesia pada 2011-2015.

Tigor juga pernah menjabatberkair di Ciitbank kantor New York pada 2000-2003.

Arif Budiman
Arief adalah jebolan Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Industri pada 1996. Arief tercatat sebagai TIm Pengkaji Pembentukan SWF dari unsur Kementerian BUMN.

Dia juga sempat menjabat sebagai direktur keuangan PT Pertamina (Persero) dan direktur utama PT Danareksa (Persero).

Peraih gelar MBA dari Wharton School University of Pennsilvania ini juga pernah menjadi konsultan di Booz Allen & Hamilton untuk Asia dan Amerika dan Merryl Lynch.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper