Bisnis.com, JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong berbagi tips berinvestasi saham bagi para investor.
Dalam sebuah rekaman diskusi virtual bertajuk Prospek Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia, yang berlangsung pada pekan ini, dia membagi tiga tips agar tidak boncos berinvestasi di pasar modal.
Pertama, yaitu jangan pernah membeli saham perusahaan yang tidak jujur dan berintegritas. "Ini bicara tata kelola, kejujuran, dan manajemen. Jangan membeli perusahaan yang dikelola dengan tidak jujur dan berintegritas, jangan pernah sentuh," katanya.
Kedua, Lo Kheng Hong berpesan agar para investor membeli perusahaan yang bidang usahanya bagus dan ketiga, belilah saham perusahaan yang labanya besar.
"Contoh Unilever, dia punya ekuitas modal Rp5,2 triliun, labanya Rp7,3 triliun di laporan keuangan 2019. Artinya RoE 140 persen, ini baru dasar. Hampir semua keluarga Indonesia pake produk Unilever," jelasnya.
Tak hanya itu, Lo Kheng Hong mengingatkan agar para investor tidak membeli saham hanya karena influencer.
"Karena influencer, yang saya dengar membeli saham yang valuasinya sangat mahal. [Ada] influencer yang beli satu saham 162 kali PE, 110 kali, sangat mengerikan buat saya. Kasihan orang awam tidak mengerti," ujarnya.
Dia menyatakan khawatir banyak masyarakat yang membeli saham hanya karena ikut-ikutan, pasalnya sang influencer memiliki banyak follower di media sosial.
"Jangan pernah membeli kucing dalam karung. Tuhan Maha Pengampun, bursa tidak kenal belas kasian, tidak kenal ampun pada apa yang dibeli," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyampaikan meskipun pandemi Covid-19 melanda negeri, lantai bursa justru kebanjiran investor baru. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saat ini ada 4,1 juta investor di pasar modal.
“Kemarin itu [17 Januari 2021], investor baru kita sudah menembus 4 juta. Jadi, bukan 3 juta, ini penambahan luar biasa. Bila kita flashback pada 2016 masih di bawah 1 juta, masih 894. Saat ini sudah 4 juta hampir 4,1 juta,” ungkap Inarno.
Lebih jauh dia menjelaskan, invesor aktif di bursa saham pada 2020 mencapai 94.000 per hari. Transaksi harian mencapai frekuensi tinggi pada Desember 2020.
Bahkan, puncak transaksi rata-rata pada 22 Desembar 2020 menembus 1,6 juta. “Kalau kita lihat hari-hari ini kita tercengang lagi. Kita saudah sampai 2 juta,” terangnya.