Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk. melalui entitas usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), mencatatkan volume overburden removal sepanjang 2020 sebesar 281,8 juta bcm.
Berdasarkan laporan bulanan emiten berkode efek DOID itu, perolehan overburden removal (OB) sepanjang 2020 turun 26 persen dibandingkan dengan pencapaian 2019.
Sementara itu, DOID membukukan volume produksi sebesar 45,3 juta ton pada 2020. Raihan itu juga turun 9 persen dibandingkan dengan 2019.
Lebih rinci, volume OB perseroan pada Desember 2020 sebesar 17 juta bcm, sedangkan produksi sebesar 4,1 juta ton. Realisasi itu, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu volume OB sebesar 18,4 juta bcm dan produksi batu bara sebesar 4,2 juta ton.
Manajemen Delta Dunia Makmur menjelaskan bahwa penurunan kinerja operasional sepanjang 2020 disebabkan oleh pasar batu bara yang melemah secara keseluruhan dan berkepanjangan.
Hal itu mendorong pelanggan untuk menurunkan tingkat produksi menjelang akhir tahun 2020.
Baca Juga
“Tingkat pemulihan volume akan terus bergantung pada harga batu bara dan pemulihan permintaan, serta bagaimana keberlanjutannya,” tulis Manajemen Delta Dunia Makmur dikutip dari laporan bulanannya, Kamis (21/1/2021).
Sebelumnya, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis juga mengatakan bahwa seiring dengan tren kenaikan harga batu bara yang masih berlangsung hingga saat ini, perseroan melihat prospek yang lebih positif untuk 2021.
“Kami bisa melihat prospek yang lebih positif untuk 2021, dan efek apa pun dari kenaikan harga batu bara saat ini tampaknya baru akan tercermin pada 2021,” ujar Regina kepada Bisnis, Jumat (11/12/2020).
Kendati demikian, prospek positif itu tidak serta merta akan menutupi segala tantangan bisnis yang ada. Kinerja masih dibayangi curah hujan yang tinggi seiring dengan fenomena La Nina. Umumnya, curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kinerja kurang efisien daripada cuaca yang lebih kering.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (21/1/2021), saham DOID parkir di level Rp374, naik 3,31 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, saham DOID telah menguat 2,76 persen. Kapitalisasi pasar DOID berada di posisi Rp3,22 triliun.