Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

​Tertekan Aksi Ambil Untung, Rupiah Lunglai di Awal Pekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 50 poin atau 0,35 persen ke level 14.070 pada perdagangan hari ini, Senin (18/1/2021).
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan. Mata uang garuda disebut tertekan aksi jual para investor di tengah minim sentimen positif.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (18/1/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 50 poin atau 0,35 persen ke level 14.070. Sepanjang perdagangan rupiah bergerak 14.025 hingga 14.103. Adapun, indeks dolar menguat 0,08 persen ke level 90.842.

Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.080 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,08 persen dari posisi Rp14.068 pada Jumat (15/1/2021).    

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh konsolidasi di pasar keuangan, terutama saham. Hal ini terlihat dari aksi jual yang dilakukan investor asing pada hari ini.. 

Yusuf menuturkan, aksi jual investor dilakukan karena mata uang dolar AS yang sedang banyak diburu menjelang pelantikan Joe Biden.  "Di sisi lain, belum ada sentimen berarti dari dalam negeri," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (18/1/2021).

Yusuf memprediksi, rupiah masih akan dipengaruhi proses konsolidasi pasar saham sebelum dilantiknya Presiden Joe Biden pada Selasa besok. D sisi lain, dari dalam negeri, pembentukan Peraturan Pemerintah terkait sovereign wealth fund (SWF) Indonesia akan menjadi penggerak positif dari nilai tukar rupiah. 

"Rupiah akan bergerak sideways di posisi Rp14.000 sampai Rp14.050," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper