Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengestimasi laba bersih pada 2020 mencapai Rp208 miliar dan pada 2021 senilai Rp1,05 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, WIKA membukukan penurunan pendapatan sebesar 43,25 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp10,38 triliun dari sebelumnya Rp18,29 triliun.
Penurunan pendapatan dan sejumlah beban pun menggerus laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III/2020 sebesar 96,28 persen yoy menjadi Rp50,19 miliar.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan laba WIKA akan ditutup pada level Rp208 miliar pada akhir 2020.
"Target laba kami Rp208 miliar pada 2020," paparnya, Rabu (14/1/2021).
Mahendra mengatakan perolehan nilai kontrak baru perseroan senilai Rp23 triliun pada 2020 yang sebagian besar masih disumbang oleh proyek infrastruktur dan bangunan. Realisasi tersebut berada di atas target yang ditetapkan perseroan senilai Rp21,3 triliun untuk tahun lalu.
Baca Juga
“Perolehan kontrak baru 2020 ditargetkan Rp21,3 triliun tapi kami berhasil melampaui target itu menjadi Rp23 triliun,” kata Mahendra,
Untuk 2021, lanjut Mahendra, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru bisa naik hampir dua kali lipat menjadi Rp40,12 triliun.
Dengan demikian, emiten berkode saham WIKA itu menargetkan nilai order book menjadi Rp115,02 triliun pada tahun ini.
Mahendra mengatakan WIKA memang menargetkan pertumbuhan yang signifikan pada tahun ini dengan mengambil momentum belanja infrastruktur jumbo dari pemerintah.
“Optimisme kami di 2021 memang sangat tinggi untuk bisa kembali tumbuh,” imbuh Mahendra.
Adapun, WIKA juga menargetkan penjualan non-joint operational senilai Rp26,24 triliun atau lebih tinggi 55,08 persen dibandingkan target penjualan tahun lalu senilai Rp16,92 triliun.
Laba bersih pun ditargetkan bisa menembus Rp1,05 triliun pada 2021 atau meningkat empat kali lipat dibandingkan proyeksi laba tahun lalu senilai Rp208 miliar.
"Artinya, target laba meningkat 4 kali lipat dari target 2020," katanya.