Bisnis.com, JAKARTA – Ketika sejumlah saham emiten farmasi menghijau jelang vaksinasi 13 Januari 2021, Saham PT Kalbe Farma Tbk. malah masuk zona merah. Perseroan sendiri fokus melakukan distribusi vaksin ke seluruh provinsi sebagai bagian dari BUMN Farmasi.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menuturkan vaksinasi memberikan harapan dan optimisme baru pada market secara keseluruhan sehingga aktivitas pasar pun terus menghijau, walaupun investor sudah mulai mengambil aksi profit taking terhadap emiten BUMN tersebut.
KLBF pun turut aktif menyediakan obat untuk Covid-19, termasuk vitamin dan herbal.
"Selain itu, kami juga tengah menyiapkan uji klinis vaksin fase 2 bersama partner Korea Selatan [Genexine,Inc.]. Kalbe juga siapkan sarana distribusi vaksin ke seluruh propinsi dan siap mendukung kelancaran distribusi vaksin pemerintah," terangnya kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021).
Emiten berkode saham KLBF tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan 1,6 persen secara tahunan pada kuartal III/2020 menjadi Rp17,09 triliun, seiring dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,84 persen secara tahunan menjadi Rp2,03 triliun.
Namun, hal ini juga menerangkan bahwa pendapatan perseroan khusus pada kuartal ketiga hanya berkisar Rp5,5 triliun, turun masing-masing 2,8 persen secara tahunan dan 5,5 persen secara kuartalan.
Sejalan dengan itu, laba bersih perseroan pada kuartal ketiga tahun ini hanya sebesar Rp639,9 miliar, masing-masing terkontraksi 2,7 persen secara tahunan dan 10,9 persen secara kuartalan.
Pada perdagangan Selasa (12/1/2021), saham KLBF sempat menyentuh level tertingginya dalam setahun terakhir yakni di level 1.960. Namun, mendekati sesi kedua aksi profit taking mulai terjadi.
Jelang akhir perdagangan, saham KLBF terpantau melemah 4,55 persen ke level Rp1.680 per saham. Total volume perdagangan mencapai 668.78 juta lembar, dengan nilai mencapai Rp1,21 triliun.