Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat kinerja penanganan alat berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan layanan kendaraan CBU di di enam bulan kedua 2020.
Berdasarkan keterangan resmi IPCC, sejak Juli 2020 hingga Desember 2020, pertumbuhan volume penanganan alat berat tujuan ekspor berkisar 2,39 persen hingga 205,10 persen. Secara kumulatif, volume alat berat yang ditangani mencapai 3.431 unit dengan jumlah terbanyak tercatat di Desember 2020 sebesar 796 unit.
Manajemen IPCC menyebut, penanganan alat berat impor juga catatkan kenaikan. Misal, pada Desember 2020 terdapat 322 unit alat berat yang masuk ke Terminal Internasional IPCC, naik 28,29 persen secara bulanan. Tren tersebut juga terjadi pada November dan Oktober.
Kenaikan volume penanganan Alat Berat tersebut tentunya memberikan berkah dan bak oase di tengah turunnya volume layanan bongkar muat di segmen lainnya, terutama dari segmen CBU.
“Kondisi tersebut pun juga berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya (2019) dimana volume penanganan Alat Berat di Terminal IPCC justru mencatatkan penurunan dibandingkan tahun 2018,” tulis manajemen IPCC.
Pertumbuhan volume penanganan Alat Berat tersebut di tahun ini dapat dikatakan membaik meski di tengah masih berlangsung pemulihan ekonomi global yang sempat diterjang badai Covid-19.
Meski demikian, manajemen IPCC menyebut total volume penanganan alat berat sepanjang 2020 masih lebih rendah dibandingkan dengan 2019. Sepanjang 2020, volume Alat Berat mencapai 9.856 unit atau lebih rendah 22,80 persen dibandingkan akumulasi di tahun 2019 sebesar 12.767 unit.
Manajemen berharap, tahun ini dapat menjadi tahun perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan seperti yang diperkirakan Pemerintah dan sejumlah kalangan sehingga dapat meningkatkan permintaan kembali atas Alat Berat.
“Dengan demikian, kondisi tersebut dapat memberikan tambahan peningkatan kinerja bagi IPCC dalam melayani bongkar muat kendaraan, khususnya Alat Berat di Terminal IPCC,” tukas manajemen IPCC.