Bisnis.com, JAKARTA — Investor kenamaan Indonesia, Lo Kheng Hong (LKH) mulai meraup cuan dari kepemilikan sahamnya di PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL). Akankah saham produsen ban ini terus menanjak?
Pria yang dijuluki sebagai Warren Buffet Indonesia ini meraup cuan sekitar Rp29 miliar dari saham GJTL dalam sehari pada perdagangan Jumat (8/1/2021) lalu. Perolehan itu tak lepas dari kenaikan harga saham GJTL sebanyak 165 poin atau 25 persen pada perdagangan hari tersebut.
Adapun, Lo memegang 176,48 juta lembar saham GJTL. Jumlah itu setara dengan kepemilikan 5,06 persen saham perseroan tersebut.
“Jumat harga saham GJTL naik 165 [poin]. Saya punya 176 juta lembar, 1 hari dikasih cuan 29 miliar, saya tidak ambil, padahal ada yang pasang beli 1.274.226 lot,” tuturnya, seperti dikutip Minggu (10/1/2021)
Sebelumnya, LKH memborong saham GJTL di awal tahun ini. Sampai dengan 31 Desember 2020, hanya ada dua pemegang saham GJTL di atas 5 persen yakni Denham PTE LTD sebesar 49,50 persen dan Compagnie Financiere Michelin SCMA sebesar 10 persen.
Namun, komposisi berubah menurut laporan KSEI hingga posisi Rabu (6/1/2021). Nama Lo Kheng Hong masuk ke dalam daftar investor dengan total kepemilikan di atas 5 persen yakni memegang 176,48 juta lembar saham atau setara 5,06 persen.
Baca Juga
Seperti yang sudah-sudah, meski kinerja perusahaan tengah tertekan, LKH meyakini bahwa secara fundamental kondisi GJTL masih bagus dan akan mencetak untung di masa mendatang.
“Gajah Tunggal adalah pabrik ban terbesar di Asia Tenggara dengan penjualan Rp9,6 Triliun selama periode sembilan bulan 2020. Nilai buku per saham Rp1.782,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (8/1/2021).
Laporan keuangan GJTL periode kuartal III/2020 menunjukkan perseroan membukukan pendapatan Rp9,61 triliun per 30 September 2020. Namun, realisasi itu turun 19,4 persen dibandingkan dengan Rp11,9 triliun periode yang sama tahun lalu.
Emiten produsen ban itu menekan beberapa pos beban sepanjang sembilan bulan 2020. Namun, perseroan membukukan kerugian kurs mata uang asing bersih Rp304,4 miliar pada kuartal III/2020. Realisasi itu berbalik dari keuntungan Rp115,7 miliar periode yang sama tahun lalu.
Akibatnya, GJTL membukukan rugi bersih Rp104,59 miliar per 30 September 2020 atau berbalik dari laba bersih Rp139,5 miliar pada kuartal III/2019.
Lo Kheng Hong sepertinya tidak ambil pusing dengan rugi bersih yang dialami oleh GJTL. Menurutnya, kerugian itu disebabkan rugi kurs senilai Rp304 miliar.
“Secara operasional, Gajah Tunggal masih menguntungkan. Pada akhir Desember 2020, rupiah menguat sehingga kerugian kurs berkurang banyak dan bisa membuat Gajah Tunggal berubah menjadi laba,” imbuhnya.