Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tren menguat, investor tetap harus hati-hati terkait risiko koreksi pada awal 2021.
Pada perdagangan Senin (28/12/2020), IHSG naik 1,41 persen atau 84.84 poin ke level 6093.55. IHSG bergerak di rentang 5.979,9 - 6.095,01.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan penandatanganan tagihan bantuan Covid-19 senilai US$900 miliar di Amerika Serikat menjadi undang-undang menjadi pendorong DJIA kembali menguat sebesar +0.68%.
Jika dikombinasikan dengan penguatan EIDO sebesar +2.24% maka berpotensi menjadi katalis pendorong penguatan IHSG Selasa ini. Disamping itu, penguatan harga Coal +1.01% berpotensi mendorong naik saham dibawah komoditas tersebut.
Namun demikian, investor jangan terlalu terlena dan terbuai dengan kondisi penguatan tersebut, karena pada awal 2021 sudah jelas sektor pariwisata dan penerbangan akan kena pukulan akibat penutupan seluruh penerbangan internasional masuk ke Indonesia.
Rapat kabinet terbatas 28 Desember 2020 memutuskan menutup sementara, untuk menutup sementara, dari tanggal 1 sampai 14 Januari 2021, masuknya warga negara asing atau WNA dari semua negara ke Indonesia.
Baca Juga
"Selain itu, ada rencana penerapan PSBB ketat di DKI Jakarta, sebagai pusat perekonomian Indonesia, jika penderita Covid19 meningkat. Kedua hal tersebut menjadi sinyal buruk bagi market," papar Edwin, Selasa (29/12/2020).
Edwin pun memprediksi pada hari ini IHSG cenderung menguat dalam rentang 6,050 - 6141, sedangkan rupiah melaju di kisaran Rp14,090 - Rp14,260 per dolar AS.
Sejumlah saham yang dapat menjadi pilihan pada hari ini adalah ERAA, PURA, WSBP, PGAS, AALI, TLKM, LSIP, ANTM, BBNI, dan UNTR.