Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (29/12/2020) seiring dengan sentimen stimulus AS dan naiknya bursa global.
Pada perdagangan Senin (28/12/2020), IHSG naik 1,41 persen atau 84.84 poin ke level 6093.55. IHSG bergerak di rentang 5.979,9 - 6.095,01.
Bursa Asia ditutup menguat diawal pekan. Indeks Nikkei (+0.74%), TOPIX (+0.54%) dan CSI300 (+0.44%) naik sedangkan indeks HangSeng (-0.27%) terkoreksi. Ekuitas Berjangka AS yang menguat diawal pekan berhasil mendorong penguatan sebagian besar ekuitas Asia.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyampaikan saham-saham disektor pertanian (+3,76 persen) dan infrastruktur (+2,11 persen) yang naik signifikan menjadi motor pengerak IHSG sejak awal sesi perdagangan. Naiknya harga CPO yang terlihat cukup kuat diatas 3.500 ringgit per ton menjadi faktor utama.
Indonesia melakukan tindakan cepat menutup akses WNA mulai awal tahun 2021 untuk menahan penyebaran mutasi baru dari Covid-19 yang mulai ramai di Eropa.
Perdagangan masih terlihat cukup optimis meskipun dua hari menjelang penutupan tahun 2021 investor akan dihantui kekhawatiran melambatnya frekuensi trading. Investor asing tercatat net buy sebesar Rp206,68 miliar, dengan saham BBCA yang tertinggi dimana tercatat net buy investor asing sebesar Rp137,04 miliar
Baca Juga
Secara teknikal IHSG kembali bergerak kembali uji support MA5 setelah kedua kali berhasil whipsaw di MA20. Pergerakan IHSG masih berpotensi optimis disisa perdagangan tahun 2020 meskipun secara indikator IHSG memiliki tekanan aksi jual dari momentum indikator RSI dan Stochastic.
"Kami perkirakan IHSG bergerak mencoba menguat pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 6057-6162," papar Lanjar.
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantarnya; AKRA, BBTN, INCO, INDF, PTBA, SILO, TOWR.