Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi permintaan tinggi sementara penawaran rendah membuat harga jual produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. meningkat. Perseroan mengaku harga jual rata-rata naik karena permintaan lebih tinggi ketimbang pasokan yang ada.
CEO Mark Dynamics Ridwan Goh mengatakan upaya perseroan yang sudah menaikkan kapasitas produksi sejak pertengahan tahun ini masih belum mampu memenuhi permintaan sarung tangan secara global.
“Barusan saja ada beberapa perusahaan yang mau membayar 50 persen lebih mahal untuk produk kami agar didahulukan. Ini menunjukkan tingginya kualitas produk kami disaat kekurangan supply dalam pasar,” kata Ridwan dalam keterangan resmi, Sabtu (26/12/2020).
Selama 2020, emiten dengan kode saham MARK ini disebut telah menaikkan average selling price (ASP) setidaknya 15 persen yang didorong oleh tingginya permintaan sementara pasokan terbatas.
Adapun, Ridwan menunjukkan permintaan cetakan sarung tangan global tahun ini melonjak lebih dari 100 persen sementara jumlah pasokan hanya naik sekitar 30 persen.
Pada Desember 2020, MARK pun melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baru dengan kapasitas 1,4 juta pieces per bulan yang diharapkan rampung pada kuartal I/2021.
Hingga 2022, kapasitas produksi MARK ditargetkan tumbuh rata-rata 44 persen dengan target produksi sarung tangan per hari menjadi 1,1 juta unit per bulan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, MARK mencetak penjualan senilai Rp344 miliar atau naik 28,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp267,21 miliar.
MARK yang memproduksi cetakan sarung tangan untuk keperluan medis, rumah tangga, maupun manufaktur ini juga mampu menjaga laba kotor sebanyak Rp142,63 miliar sehingga margin laba kotor tercatat 41,17 persen.
Manajemen MARK menyebut hingga akhir 2020 diperkirakan perolehan laba bersih perseroan menjadi sebesar Rp110 miliar dan penjualan Rp440 miliar.