Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Ekspektasi Kesepakatan Inggris-UE, Bursa Asia Terkerek Jelang Natal

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup menguat masing-masing 0,54 persen dan 0,51 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,22 persen.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bursa saham Asia menguat, didorong kesepakatan perdagangan pascabrexit yang tampaknya menenangkan kecemasan investor menjelang periode liburan Natal.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (24/12/2020), indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup menguat masing-masing 0,54 persen dan 0,51 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,22 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah 0,57 persen  dan 0,14 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,7 persen.

Bursa berjangka AS melambung tipis setelah indeks S&P 500 ditutup menguat 0,1 persen pada Rabu (23/12). Indeks Nasdaq Composite dan Russell 2000 mencetak rekor dalam satu hari. Alibaba Group Holding Ltd. merosot lebih dari 8 persen di Hong Kong setelah China memulai penyelidikan atas dugaan praktik monopoli di raksasa teknologi itu.

Sementara itu, obligasi Treasury AS stabil setelah spread imbal hasil antara tenor 5 dan 30 tahun melebar ke level tertinggi dalam empat tahun.

Inggris dan Uni Eropa berada di ambang kesepakatan Brexit setelah terhambatnya perundingan dalam beberapa bulan terakhir. Hasil dari kesepakatan ini diperkirakan akan diumumkan hari ini di Eropa.

Sementara itu, investor menunggu permintaan Presiden Donald Trump untuk perubahan bantuan stimulus Amerika Serikat. Ketua DPR Nancy Pelosi memanfaatkan seruan Trump yang meminta peningkatan pembayaran individu dan mengatakan DPR akan mencoba untuk meloloskan langkah tambahan ini selama sesi pro forma pada hari Kamis.

Sementara itu, Pfizer Inc. dan BioNTech SE setuju untuk menggandakan pasokan vaksin Covid-19 mereka ke AS. Di Inggris Raya, Perdana Menteri Boris Johnson memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di seluruh wilayah Inggris saat pihak berwenang mencoba untuk menekan penyebaran jenis virus korona yang menyebar dengan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper