Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Indosat Tbk. (ISAT) sempat melesat ke level Rp6.000 terdorong isu merger. Namun kemudian, saham ISAT berbalik lesu.
Pada awal perdagangan Selasa (22/12/2020), saham ISAT melemsat ke Rp6.000, setelah dibuka di level Rp5.625. Namun, hingga pukul 10.19 WIB, saham ISAT koreksi 0,91 persen atau 50 poin menjadi Rp5.450.
Sepanjang pagi ini, saham ISAT bergerak di rentang Rp5.400 - Rp6.000. Kapitalisasi pasarnya Rp29,89 triliun dengan rasio PE 17,75 kali.
Sebagai inforasi, pemilik emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT), Ooredoo QPSC, disebut tengah menyelesaikan pembicaraan tahap lanjutan terkait merger dengan CK Hutchison Holdings Ltd asal Hong Kong yang memiliki Tri Indonesia.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (22/12/2020), menurut seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, penawaran merger keduanya melibatkan penawaran saham dan uang tunai.
Perjanjian merger tersebut akan membuat kedua pihak sebagai pemegang saham mayoritas pada entitas baru yang nantinya terbentuk. Adapun saat ini Ooredoo menguasai 65 persen saham ISAT.
Baca Juga
Sumber tersebut melanjutkan, pengumuman terkait merger dapat dilakukan pada pekan ini. Struktur perjanjian penggabungan usaha tersebut juga belum memasuki tahap akhir dan masih mungkin mengalami penundaan atau bahkan batal.
Sebelumnya, pada tahun lalu, CK Hutch juga sempat membahas kemungkinan merger dengan Axiata Group Bhd yang memiliki PT XL Axiata Tbk (EXCL) di Indonesia. Grup usaha yang dimiliki oleh Victor Li tersebut menyatakan ketertarikannya untuk menggabungkan usaha telekomunikasinya di Indonesia dengan EXCL.
Adapun, saham ISAT telah melesat hingga 90 persen pada tahun ini, yang membawa valuasi pasar ini menembus US$2,2 miliar. Pendapatan ISAT pada 2019 berkontribusi terhadap 23 persen dari total EBITDA Ooredoo pada 2019 lalu.
Catatan itu menjadikan ISAT sebagai kontributor penerimaan terbesar kedua dalan grup Ooredoo yang memiliki 60,4 juta pelanggan hingga September 2020.
Sementara itu, perusahaan telekomunikasi CK Hutch, Hutchison Asia Telecommunications, memiliki 48,8 juta pelanggan pada tiga negara, yakni di Indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka. Penerimaan dari 3 Indonesia sebesar US$510 juta pada semester I/2020 mencakup 87 persen dari total pendapatan Hutch Asia Telecommunications.