Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk., menargetkan produksi PT Kideco Jaya Agung sejumlah 30 juta ton pada 2021.
INDY memiliki initial budget untuk volume produksi batu bara pada 2021 sebesar 30 juta ton untuk PT Kideco Jaya Agung, dan sebesar 1,4 juta ton untuk PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU).
Pada tahun ini, perseroan mengestimasi volume produksi batu bara untuk Kideco sebesar 33 juta ton dengan initial budget sebesar 29 juta ton. Adapun, volume produksi MUTU hingga akhir tahun ini diestimasikan mencapai 1,2-1,3 juta ton.
Pada sembilan bulan pertama tahun ini INDY telah memproduksi batu bara sebesar 23,9 juta ton melalui Kideco dan sebesar 1,1 juta ton dari produksi MUTU.
Kedua volume produksi itu kompak terkontraksi jika dibandingkan dengan volume produksi pada periode yang sama tahun lalu, yaitu Kideco turun 6,6 persen dan MUTU turun 7 persen.
Direktur Indika Energy Retina Rosabai menyampaikan perusahaan tetap optimistis kinerja perseroan dapat pulih pada 2021. Hal itu juga didukung membaiknya harga batu bara dan keseluruhan industri secara global.
Baca Juga
Retina mengekspektasikan harga batu bara pada tahun depan berada di kisaran US$65-US$67 per ton, lebih tinggi daripada rata-rata harga batu bara tahun ini di kisaran US$60 per ton.
Dia juga mengatakan bahwa perseroan mengestimasikan capital expenditure (capex) sebesar US$130 juta pada 2021.
“Capex tahun depan US$130 juta, tapi mengenai detail akan digunakan apa saja disampaikan berikutnya, setelah kami finalisasi budget kami secara keseluruhan pada 2021,” ujar Retina saat paparan publik secara daring, Kamis (17/12/2020).
Dia menjelaskan, nantinya capex itu berasal dari sumber pendanaan kombinasi antara kas internal perseroan dan pinjaman perbankan.
Adapun, pada tahun ini emiten berkode saham INDY mengalokasi capex sebesar US$100 juta. Untuk diketahui, jumlah tersebut telah direvisi oleh perseroan dari target alokasi pada awal tahun ini sebesar US$146 juta seiring dengan tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Retina menjelaskan bahwa kemungkinan besar realisasi capex tahun ini tidak akan terserap semuanya dan masih akan melihat perkembangan proyek perseroan yang masih berjalan.
Hingga kuartal III/2020, INDY telah menyerap capex sebesar US$66,4 juta, jauh lebih rendah dari realisasi capex pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$138,3 juta.
Lebih rinci, alokasi capex terbesar digunakan oleh Interport, yaitu sebesar US$30,2 juta seiring dengan penyelesaian proyek terminal penyimpanan BBM di Kalimantan Timur. Proyek tersebut mulai beroperasi sejak awal November 2020.